Jumat, 26 Juni 2020

Membangun Suatu Hubungan

Membangun suatu hubungan itu ibarat kita merawat tanaman. Kita tahu kalau tanaman itu butuh air, pupuk, cahaya tapi kita kadang lalai sama takarannya. Lalai kalau kita berlebihan ngasih pupuknya, airnya, cahayanya. Hasilnya, si tanaman bukan malah tumbuh dengan baik malah mati.

Sama kayak hubungan, kalau rasa memilikinya terlalu berlebihan, rasa sayangnya berlebihan bukan malah bikin hubungan tumbuh, malah yang ada kandas. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi itu nggak sulit buat diwujudin kalau kedua belah pihak mau berusaha untuk ego ke'aku'an diri.

Kalau akhirnya memang kandas, harusnya kita tahu satu hal. Ada orang lain yang lebih ngerti cara ngerawat tanaman itu dengan baik. Sewajarnya, tidak berlebihan.

Kita harus bisa ikhlas bahwa ada orang yang jauh bisa membahagiakan pasangan kita.

Senin, 22 Juni 2020

Mau Aja Ditarik Ulur?

Aku masih nggak ngerti sama orang yang mau-mau aja ditarik ulur
Dijadikan pelampiasan rasa sepi ketika yang lain sedang sibuk atau tertidur
Pada akhirnya mereka nggak ngerti perasaan apa yang sedang mereka rasakan
Seperti jatuh cinta tapi tak pernah terjadi
Seperti saling sayang tapi tak memiliki
Aneh, ada banyak orang tertahan demikian hanya untuk berdiri ditempat orang-orang yang
sewaktu-waktu bisa mendorongmu
Ya itu hanya perkara waktu
Nikmati saja ego-mu dan rasa cintamu
Sampai kau paham, bahwa kau telah mencintai orang yang salah

Minggu, 21 Juni 2020

Pasangan Terbaik dari-Mu

Diatas sajadah panjang malam ini aku tertunduk pada gelap dan pekatnya malam
Meraba rahasia-Mu ya Allah atas dia yang akan Kau pilihkan untukku
Istikharah mencari jawaban tuk menggapai alhub fillah wa lillah
Dalam doa kubersimpuh kepada Sang Pemberi Hidayah

Bila jawaban itu masih menggantung di langit, maka turunkanlah
Bila jawaban itu masih terpendam di perut bumi, maka keluarkanlah
Bila jawaban itu sulit kuraih, maka mudahkanlah
Bila jawaban itu masih jauh, maka dekatkanlah

Duhai kekasih sejati, Engkau Maha Cahaya
Engkau Cahaya di atas Cahaya
Dalam kerinduan mendalam
Dalam tatih meniti pintu cahaya

Aku disini, bersimpuh tuk menjemput cinta
Cinta seseoran yang telah kau pilihkan
Semoga kan abadi di dunia dan akhirat
aamiin

Sabtu, 13 Juni 2020

Pengalaman Odontectomy


Oh ya aku baru bisa rangkum semua pengalaman Odontectomy ku ditahun ini ya. Karena kesibukan kuliah dan kerja aku, baru bisa juga mencabut ke 4 wisdom teeth ku yang miring-miring ini. Hahaha. Oke kita mulai aja. Jadi yang suka nanyain tentang masalah wisdom teeth aku, bakalan aku share disini aku ceritain semua ya.

2016
Aku pertama kali ngelakuin odontectomy. Karena merasa gigi bawahku mentok banget sama gusi belakang. Sakit kepala jadinya suka pusing, karena pertumbuhan gigi yang terus menerus. Apalagi udah nongol kan dikit mahkotanya. Biasa banget abis makan meninggalkan sisa lalu harus dibersihin biasa. Sumpah itu PR banget jadinya. 

Aku memutuskan buat ke dokter gigi. Awalnya takut banget karena lihat review di blog orang lain juga tentang rasa dan biayanya yang nggak murah. Untungnya aku punya asuransi kesehatan yang masih ditanggung kantor Ayah, yaitu Admedika nya PLN. Alhamdulillah. Jadinya gratis dari awal sampe akhir, kontrol dan obat juga.

Aku ke dokter gigi di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Teuku Umar Denpasar, karena Admedika aku nanggungnya di RSKI paling deket sama kost aku. Daftar, dapet nomor antrian dan nunggu.
Pas masuk aku jelaskan apa masalahku dan di periksa deh. Aku kira pertama dokternya perempuan karena tertulis drg.Nova dan ternyata dokternya ini laki-laki. Nah sama drg.Nova dijelasin dari A-Z kenapa gigi aku bisa tumbuh miring dan kayak gini jadinya. Karena gigiku yang besar tapi rahang aku kecil. Jadilah pas si gigi bungsu ini tumbuh dia gak dapat tempat. Malah gigiku ada yang miring dua-duanya dibawah ini fotonya.

Nah setelah itu aku dikasih lembar penunjang buat melakukan rontgen gigi. Selesai rontgen aku konsul lagi dan memutuskan untuk mencabut gigi bungsu kiri bawah. Aku lakukan di tanggal 28 Mei 2016, masih inget banget itu Sabtu pagi aku di operasi kecil. Aku dibius lokal, sampai ngerasa kebas baru disayat deh gusiku. Aku kerasanya asin darah, terus di bor congkel dipegang kepala dan rahangku, aduh pokoknya gitu karena ini pertama kalinya aku operasi kecil. Setelah selesai kerasa banget itu jarum dan benang keluar masuk mulutku. Aku dapet beberapa jahitan. Selesainya aku gak boleh makan yang panas-panas dulu biar darahnya membeku selama 4 jam kedepan. Dikasih obat pereda nyeri dan kontrol ulang Senin untuk lepas benang. Saat lepas benang pun kata drg.Nova, benangnya udah lepas sendiri entah ketelan atau gimana. Tapi so far bagus aja lukaku, cuma agak bolong dan kadang sering nyangkut nasi. Sempatlah aku kontrol lagi karena takut infeksi, jadi dibersihin dan aku agak pelan-pelan kalau makan. 

Nah tinggal 3 gigi lagi. Jadi di 26 November 2016 aku konsul lagi dan melakukan Odontectomy untuk yang kedua kalinya, di gigi bungsu kanan bawah. Nah yang ini agak horor karena dua dokter yang ngelakuin tindakan. Gigi aku sampai benar-benar dipotong jadi dua saking susahnya, nanti aku kasih tau fotonya.


Ini menurutku paling susah sih ya, seperti biasa aku berangkat kontrol, operasi selalu sendiri karena emang nunggu di dokter gigi itu lama kan. Udah selesai dijahit pulanglah aku dengan menggigit kapas dan betadine. Yang ini agak lama dan PR banget, huhu. 

Dua tahun berikutnya 1 Desember 2018 aku cabut gigi bungsu kanan atas dan di 2019 sebelum umurku 25 Tahun aku cabut gigi bungsu terakhirku yang cuma mircodentia karena kecil banget dan ini yang paling cepat dari semuanya, cabut biasa karena cuma bius lokal biasa nggak pakai disayat dan cepet pulihnya, aku udah bisa makan macem-macem. 

Pada intinya sama, aku sampai lupa yang mana yang paling sakit, cuma beneran yang bikin ngeri itu alat-alat yang dimasukin ke mulut kita, kumur pas ada darah dan gigi kapas betadine. Haha. Apalagi setelah si bius hilang agak nyeri-nyeri pokoknya. 

Dari situ belajar sih, emang harus rajin kontrol dan kalau memang ada yang bermasalah segera ditangani karena itu penyebab dari segala penyakit kalau misal gigi kita bolong. 

Sudah ya sekian dulu, pokoknya aku sih berterima kasih banget sama drg.Nova dan asuransi dari Admedika kantor Ayah, karena ternyata biayanya nggak murah :( mahal banget. Aku nggak sanggup bayar kalau nggak pakai asuransi. Ya pokonya 4 gigi bungsu ku udah aku cabut semua dan sekarang lebih tenang karena nggak ngerasa sakit/pusing lagi.

Tambahkan teks

Kamis, 11 Juni 2020

Menjadi Daripada Mencari

Lebih baik sibukkan dirimu menjadi baik
Daripada sibuk mencari yang baik 
Ini bener banget

Karena yang baik inginnya pasti sama yang baik
Yang berkulitas pengennya juga pendampingnya berkualitas

Waktu itu berharga banget

Jadi pastikan kamu investasikan waktumu untuk hal-hal yang bermanfaat buat masa depanmu

Dan gak usah buang-buang waktu untuk orang yang belum halal buat kamu

Percayalah kalau Allah bilang itu ga baik, pastilah ga baik.
Itu yang aku percaya.

Selasa, 09 Juni 2020

Move On, Terserah Kamu Sih.

Ngelihat orang-orang yang susah move on adalah caraku sendiri untuk bersyukur. Kenapa?
Mungkin sebagian besar menganggap move on adalah hal yang susah, memang. 
Menurutku move on itu dijalani saja, nanti akan ada masanya kita bakalan benar-benar move on. 
Move on pun nggak bisa dipaksakan, sekeras apa kita mencoba tapi dihati kita nggak ada niat-an untuk move on ya nggak bakalan bisa move on.

Beberapa kasus yang sering aku temuin adalah move on yang dipaksa tidak akan berakhir baik. Cuma kadang benar-benar menyedihkan sih. Contohnya teman-temanku. 

Diantara mereka ada yang move on sampai si cowok ini akhirnya menikah dengan yang lain, baru bisa sadar bahwa dia kemarin terlalu lama membuang waktunya. Seperti kata dia, move on itu kuncinya jalani saja. Sampai seberapa lama bisa bertahan, sampai kapan akhirnya bisa melepas satu sama lain dan akhirnya besoknya bisa haha hihi menertawakan kebodohan dimasa lalu, yang dijadikan pelajaran untuk kedepan. 

Ada juga yang, sudah tahu dia brengsek tidak akan mungkin bersama tapi tetap dijalani. Setiap dia datang, si cewek selalu menerima keberadaannya. Kalau yang ini, susah dijelasinnya. 
Setiap si cowok ngerasa kesepian pasti ngehubungi si cewek ini, aku juga mikirnya apa yang bikin mereka sama-sama susah move on? Atau si cowok hanya memanfaatkan keadaan si cewek. 
Sebagai cewek pun aku berfikir, ini tuh salah. Jangan mau lah jadi mainannya si cowok, yang cuma main tarik ulur, ngilang, balik lagi tapi kita sebagai cewek nggak tegas. Yang kayak gini, ya kalau berakhir nikah syukur, tapi kalau nggak ya aku cuma bisa senyum aja sambil pukpuk-in.

Ada yang masih nerima mantannya karena si mantan juga masih belum bisa move on. Masih satu profesi yang sama, masih bisa bertemu walau ada tembok besar yang nggak bisa mereka gapai. Aku ngelihat dari cara mereka masih bisa chat romantis bersama dan terkadang meluangkan waktu untuk bertemu padahal disisi lain si cowok sudah punya pacar. Aku cuma berharap suatu saat si cewek sadar, cowok seperti ini cuma memanfaatkannya. Suatu saat akan ketahuan busuknya, apa yang mereka lakukan dibelakang adalah perselingkuhan.

Kalau aku sendiri cara move on ku sederhana. Meniadakan dia dihidupku. Real life maupun digital. 
Menghapus semua chat history, menghapus semua foto, meng-hide dia dari sosial media manapun. Aku adalah tipikal orang yang tidak akan memblock orang lain, kalau dia tidak annoying. Jadi aku cuma menghilangkan kebiasaan atau apapun yang menyangkut tentang dia. Jadi itu mempercepat proses move on dan udah bertekad, suatu saat dia kembali akan aku jawab sesuai dengan pertanyaannya. Tidak akan kubuka lagi hatiku untuk orang-orang yang tak serius terhadapku. 

Senin, 08 Juni 2020

Bersyukur lagi, Bersyukur terus

Aku sempat berfikir, kalau hanya aku saja yang terlihat menyedihkan. Sebagai anak rantau aku sering sekali beli makan diluar bila malas memasak, karena menurutku lebih praktis dan memang aku makan hanya 1-2 kali sehari. 

Sebagai anak rantau, aku juga merindukan masakan rumah, masakan ibuku. Aku bisa menikmati ketika aku pulang ke rumah. Ibu selalu memasakkan banyak makanan kesukaanku.

Kadang aku ngerasa jauh dari rumah itu tidak enak, tapi dengan jauh dari rumah aku bisa jadi pribadi yang mandiri disini.

Di sisi lain, aku diperlihatkan sesuatu oleh Allah. Seorang teman yang masih tinggal dengan orangtua nya. Hanya saja nasibnya berbeda, walau ada ibunya dirumah, tapi dia jarang di masakkan sesuatu. Jadi dia selalu beli makanan diluar, sama seperti aku. Setiap hari dia selalu curhat kalau ibunya tidak pernah masak padahal punya banyak waktu. 

Ternyata walau sedikit kita harus banyak bersyukur, karena Allah akan selalu terus menambah nikmat. 

Rabu, 03 Juni 2020

Hargai Hatiku - Trisouls


Aku pernah diposisi, kita belom ada ikatan & komitmen cuma temenan aja (HTS), saling paham kalau kita nyaman satu sama lain. Tapi sama-sama merasa nggak bisa melanjutkan ini semua, karena satu dan lain hal. Kesiapan dia untuk membangun komitmen & perbedaan prinsip antara aku dan dia. Orangtua kita bahkan tau kalau kita sama-sama cocok. Disini aku gak bisa maksain dia.

Hubungan yang gak jelas dan tanpa status ini bikin aku sakit, kebayang gak sih tiap lihat dia update status atau online tapi nggak ada chat/interaksi lagi ke aku. Kotaku dan tempat dinas dia beda 2,5 jam saja sebenarnya.

Akhirnya aku beraniin diri & memutuskan setelah melihat banyak artikel,youtube dan berkaca ke diri sendiri... buat hapus semua kontaknya, mute akun sosmednya, nge-hide dia dari status IG aku. Dengan cara ini aku berharap,  dgn tidak lihat sama sekali semua aktifitas dia aku jadi lebih tenang,gak selalu kepo dan ngerhargain diri aku sendiri. Mungkin banyak yang mikir kekanakan tapi ini cara yang selalu bikin aku berhasil move on dari seseorang.

Setelahnya aku gak pernah sedih lagi, gak overthinking, gak pernah mau buka sosmed ataupun yang berkaitan dengan dia. Pokoknya dengan sementara menjauh dari dia aku jadi lebih lega & tenang. Semacam self healing dari toxic-nya sayang ke dia.

Akhirnya aku bisa ikhlas nerima kalo emang ini yang terbaik. Sekarang bener-bener putus komunikasi walau masih saling follow IG. Aku gak pernah buka akunnya ngelike postingannya bahkan like foto-fotonya, tapi beneran berhasil nggak mau lagi ngetik namanya dikolom search. Bagiku dia udah hilang bener-bener hilang. Lebih baik seperti ini, nggak ngerasa insecure takut ngelihat dia posting tentang cewek lain / semacamnya.

Ternyata aku nggak sendiri, banyak bahkan orang-orang yang susah move on dari hubungan yang tanpa kejelasan kayak gini.
"Memang perpisahan bukan jadi jalan terbaik."
Tapi emang kalau nggak bisa dilanjutin lagi, ya sudah jalan masing-masing aja. Ikhlas melepas. Kalau merasa ini bikin kamu nggak bisa tidur atau kepikiran terus & saling nyakitin, jangan pernah berfikir buat di terusin. Lebih baik berhenti sekarang dari pada terluka lebih dalam. Daripada kamu gak dihargai mending pergi dan cari orang yang lebih menghargai kamu☺️

Salam peluk dari jauh ya teman-teman.

Selasa, 02 Juni 2020

Es Kopi dan Teh Lemon

Aku melangkahkan kaki menuju tempat yang sudah kita tentukan. Aku memilih tempat seperti biasa, pojok dekat jendela. Sembari menunggu es kopi ku datang, aku membuka pesan darimu.

'Aku sebentar lagi sampai.'

Aku tersenyum dan membalas 'Iya hati-hati.'

Setelah menunggu beberapa menit kau datang bersamaan dengan es kopi ku. Kita saling bersalaman. 

"Kamu apa kabar? Sudah lama sekali ya..."

"Iya, baik kok. Kamu sehat-sehat kan?" Tanyaku balik. 

Aku melihat sekarang kau tambah berisi dan segar. Jambang tipismu yang sengaja kau rawat juga menambah kesan dewasa. Kacamata cupu mu sudah kau ganti menjadi bingkai hitam tegas. Sepertinya kau banyak berubah.

"Sehat banget. Oh ya, langsung ke poin nya ya. Aku sebenernya mau nanya sesuatu sama kamu. Cuma sih, nggak enak kalau hanya lewat whatsapp kan?"

"Nanya apa sih? Serius banget." Kataku sambil menyesap es kopi. Kulihat mas pelayan datang membawa teh dengan lemon. Aku tahu sekali kau tidak bisa minum kopi. Aku tersenyum simpul, aku masih mengingat semua tentangmu.

"Masih belum bisa minum kopi?" 

"Ia sama seperti aku nggak bisa lupa sama kamu."

Kita tertawa. Lalu kau melanjutkan kalimatmu.

"Aku masih berharap kamu punya perasaan yang sama kayak waktu itu. Apa kamu sudah punya pasangan sekarang?"

Aku mengangkat alisku dan tertawa. Aku menaruh tanganku yang lain dipunggung tanganku, menyembunyikan sesuatu yang sudah tersemat indah disana. 

"Kenapa baru sekarang bertanya? Selama ini kamu kemana aja?" 

Kau menyandarkan punggung ke kursi. Semula raut wajahmu yang ingin tahu menjadi muram.

"Iya maafin aku. Aku baru sadar waktu kamu pergi. Aku akui aku salah waktu itu, mengabaikan perasaan kamu. Sekarang aku sadar siapa yang sebenarnya tulus sama aku."

"Kamu baru sadar sekarang? Ya kadang-kadang memang nyadarnya dibelakang, aku mikirnya juga apa kamu waktu itu benci aku pas aku bilang aku ada rasa, karena nggak sedikitpun kamu merespon aku." 

Aku menyesap kembali es kopiku. Matamu melirik ke arah jari tanganku. Terlihat kau mengambil nafas panjang.

"Cantik."

"Perempuan selalu cantik kok." balasku. 

"Cincinnya."

Kita bertatapan. 

"Sejak kapan, kamu cepat sekali berubah ya."

Aku menggelengkan kepalaku, "Apa aku harus bilang ketika aku udah jatuh cinta sama yang lain? Apa aku harus tetap sama mencintaimu seperti biasanya walau 2 tahun kamu nggak ada kabar?"

Kau mendengus kesal, memainkan gelas gula disebelah cangkirmu. Menuangkannya sedikit ke dalam cangkir lalu mengaduknya. 

"Ya tapi...tapi apa secepat ini? Nggak ada kesempatan?"

"Hah? Kesempatan apa lagi? Kamu minta kita ketemu kan? Aku penuhi kok." Aku mengganti posisi dudukku, menyilangkan kedua kakiku.

"Sejauh mana?"

Kau menatap mataku tajam, seperti kesal dan tidak rela. Kau merasa 2 tahunmu kemarin bukanlah hal yang lama, bahkan kau malah meminta kesempatan. Kesalku karena kau mengabaikanku sudah hilang bersamaan dengan ketidakhadiranmu dihidupku selama 2 tahun kemarin.

"Apa aku harus jelasin, 2 tahun kemarin buatku adalah masa-masa yang aku paling benci?"

"Ya aku nanya udah sejauh mana. Baru 2 tahun loh kamu udah bisa berpindah hati."

Aku tersenyum dan membuang pandanganku keluar, menatapmu kembali dan berusaha menyembunyikan rindu.

"Ya terus, selama 2 tahun kamu menghilang, kamu nyuruh aku nungguin kamu sampai kamu nyadar? Kamu nyuruh aku ngelihat kamu sama yang lain gitu, disaat kamu tahu kalau aku sudah ungkapin rasa ke kamu tapi kamu mengabaikan?"

Kau menyesap teh lemonmu. Menghabiskannya setengah.

"Hey, aku nggak pernah punya pacar selama 2 tahun kemarin. Mereka cuma teman. Aku kaget dan belum siap saja kemarin atas perasaan kamu. " Kau meyakinkan ku.

"Terus apa hubungannya? Mau kamu gak pacaran dan mereka cuma temen kamu, apa pantes aku nungguin kamu? Please, kamu ngilang tanpa kabar dan nggak ada komunikasi sama sekali. Sekarang kamu nanyain arti ini ke aku, kenapa terlambar banget sih nyadarnya?" Kataku menggebu sambil memperlihatkan cincin yang tersemat dijari manisku. 

Kau menunduk, melempar pandangan dan kembali menatapku. 

"Aku nggak ngerti jalan pikiranmu. Cukup aku simpulkan kemarin kamu sudah menganggap aku nggak ada. Jadi, ketika ada yang datang aku persilakan. Buktinya dia bisa membuat aku bangkit dan percaya lagi sama cinta."

Wajahmu tak bisa menyembunyikan kekesalan dan kekecewaan. 

"Maaf..."

"Nggak perlu minta maaf, waktu itu aku hanya jatuh cinta ke kamu diwaktu yang salah aja. Sekarang semuanya sudah berbeda. Kamu datang disaat aku sudah menemukan orang yang lebih menghargai aku. Penantianku untukmu kemarin kuanggap selesai. Tak ada yang bisa di lanjutkan."

"Jadi, selama ini kita ternyata saling menunggu ya. Sayangnya aku nggak nyadar aja udah nyakitin kamu. Maafin aku, terima kasih waktu itu udah jujur ke aku, tapi aku yang bodoh nggak siap dan nggak ngehargain kamu. Sekarang aku tahu rasanya, gini yah."

"Semua sudah terlambat. Sudah berlalu. Selesai." 

Kita saling bertatapan dan bersalaman.

Dan hari itu kita akhiri dengan saling memaafkan, mengikhlaskan dan menerima. Bahwa menghargai perasaan seseorang itu perlu, jangan sampai melewatkannya bahkan akhirnya menyesal. Ketika orang itu sudah pergi dan menemukan yang baru, bersiap atau menyesal.