Senin, 30 Mei 2016

Memilih 'Buku'


Ketika masuk ke toko buku kamu akan disuguhkan dengan berbagai macam pilihan genre, bobot dan isi yang berbeda.

Semua buku punya manfaat : menambah kosa kata dan ilmu. Luas dan kamu hanya bisa dapatkan dibuku. Author berlomba-lomba membuat 1 buku bahkan lebih untuk disuguhkan ke para penikmat buku. Harapannya sih, jadi bestseller.

Tapi semua ternyata tentang bebet,bibit dan bobot si buku. Ada orang yang hanya melihat sampul luarnya saja.

 Ada yang sekali saja baca sinopsis langsung tertarik untuk membeli.
Ada yang hanya ikut-ikutan trend karena authornya adalah seorang selebgram atau selebriti favoritnya. Padahal isinya kadang biasa saja.
Ada yang memilih karena memang isinya menarik untuk dibaca, karena judulnya yang menarik dan semua yang ada pada buku itu sempurna.
Ada yang menyobek plastik buku tersebut untuk mengetahui seperti apa isi ceritanya. Setelah tau tidak jadi beli atau sebaliknya.

Setelah sampai dikasir melakukan transaksi,pulang berharap buku pilihannya adalah yg terbaik. Sayang bbrp orang kadang kecewa akan pilihan.

Dia terlalu tertipu akan sampul atau sinopsisnya. Sayang memilih buku yang diinginkan kadang tak semudah itu. Padahal semua orang bilang...... Kalau buku itu bagus jalan ceritanya. Sampai akhirnya kecewa dan harusnya tafi pilih buku yang lain.

Mungkin itulah mengapa banyak orang lebih suka berlama-lama ditoko buku. Walau sendirian mereka bisa memilah yang bagus atau tidak.

Mereka menentukan pilihan mereka sendiri. Saat mereka menanyakan mana yg bagus, jawabannya akan berbeda satu dgn yg lain.

Bukan hal yang buruk pergi sendiri ditoko buku berlama-lama dan memilih dengan cermat mana buku yang terbaik.

Pada akhirnya kamu akan puas dengan pilihanmu dan tidak ada rasa penyesalan akan hal itu.
Ya, kira-kira seperti itulah saat memilih 'buku'


#‎ifyouknowwhatimean‬ :)

selamat memilih

Senin, 01 Februari 2016

Happy International Hijab Day 2016

HAPPY INTERNATIONAL HIJAB DAY, all of muslimah in the World. Keep istiqomah and Wear your Hijab.

Blog post kali ini aku bakalan nyeritain tentang awal aku memakai hijab.

Sebenernya udah nulis lama sih. Sayangnya ga sempet banget buat nerusin dan mau ngepost bingung kapan, soalnya emang 2016 ini maunya rajin blogging. Kalau bisa ada 1 sampai 5 posts dalam sebulan. Insya Allah, hehe.

Mulai yaaa…

Awalnya sih gatau dari mana. Sering banget pengen pake hijab terus. Cuma masih belum siap. Apalah aku ini, padahal kan berhijab itu wajib. Niatnya sih pas udah umur 20th pas, pengen niatin hijab terus. Lah tapi tak terjalani. Padahal ya waktu Februari 2014 aku PKL sebulan di Rumah Sakit pakai hijab terus. Pas udah selesai sih copot aja.
Banyak alasan atau belum menjemput hidayah ya. Hahaha. Awalnya berat banget. Korat-karit make hijab. Ga betahan dan masih suka rambut panjang. Faktornya ada banyak nih.

Rambut kepotong pendek banget ga pede.
Awalnya keki banget. Rambut udah panjang terus rontok pula. Siapa yang gak stres L . akhirnya memutuskan buat potong rambut. Eh ya kok salon langganan ga paham sama apa yang aku pengen. Alhasil jelek kependekan dan alay kata adik-adik. Ya udah dikuncir mulu tiap hari. Sampe beli shampoo pemanjang rambut. Sama aja. Nothing. Bikin sebel sesebel-sebelnya dan nggak bakal mau lagi potong rambut disana. K-A-P-O-K.

2.   - Pipi yang semakin kekanan dan kekiri.
Nggak paham deh sama aku. Niat hijaban kok nutupin pipi. Karena aku tak sekurus dulu alhasil ya kalo gendutan dikit,pipiku jadi melar juga. Huks. Tapi ga kepikiran gitu sih,lambat laun jadi gak enak lepas hijab kalo kemana-mana. Alhamdulillah.

3.    - Banyak lihat artikel islam dan tweet tentang hijab di Internet.
Tergerak hati untuk memperbaiki diri. Beneran deh. Gara-gara banyak browsing internet kepo-kepo fashion sama tweet islam akhirnya banyakin refrensi tentang berhijab. Sudah diwajibkan. Cuma aku aja yang nggak sadar-sadar. Ya akhirnya aku dapat hidayah dari Allah SWT jadilah sekarang pakai terus. Termotivasi banget deh.

4.   - Pernah baca kutipan ‘Selangkah Putrinya keluar dari rumah tanpa menutup aurat,Selangkah pula Ayahnya menuju neraka’
Ini yang bikin aku berfikir berkali-kali buat nggak menunda lagi menutup aurat.

Jadilah faktor keempat itu yang ngemantepin aku buat berhijab. Karena aku sayang banget sama kedua orangtua ku. Dan nggak mau orang tuaku masuk neraka, apalagi kalau anak perempuan belum punya suami tapi dia nggak mau nutup auratnya, otomatis ya ayah kita yang bakalan nanggung dosanya. Jadi nggak mau numpuk dosa sendiri dan bebanin ayah.

Bismillah, waktu puasaan tahun 2014 kalo ga salah. Awal puasa aku tutup auratku. Dikira keluarga aku masih copot pasang, tapi demi diriku sendiri ya udah aku tutup kuping untuk orang yang ngata-ngatain aku udah tobat atau sok apalah.

Banyak juga respon positif dari orang terdekat. Mereka dukung aku pakai hijab. Ibu juga dukung. Jadilah aku pakai hijab.

Disusul sama adik aku Tika waktu dia lulus SMA tahun 2014, dia mantap berhijab. Masih belajar syari yang penting nggak kelihatanin dada atau yang ketat-ketat amat.
Dewi adikku yang kedua juga mantep berhijab baru-baru ini, waktu dia SMA masuk semester 2. Alhamdulillah pada pakai hijab semua. Seenggaknya ngeringanin beban ayah.

Cuma ibu masih mau belajar, mengubah penampilannya. Karena rata-rata semua keluarga besar udah pakai hijab semua. Ya semua orang butuh proses dan kita nggak bisa maksain. Yang penting saling mengingatkan satu sama lain itu udah bagus banget. Apalagi kita bisa ajak mereka buat berubah demi kebaikan mereka sendiri.

Alhamdulillah istiqomah sampe sekarang. Sempet jualan hijab juga kemarin-kemarin. Bisnis hijab di akhir semester itu amazing. Hahaha. Pusing laporan PKL malah blusukan ke pasar nyari bahan buat hijab. Seru juga sih.

Ini yang dinamain kuliah sambil kerja.

Akhirnya ngerasain sendiri.

Beli apa-apa pakai uang sendiri, uangnya bisa buat sedekah juga.

Dan dapet banyak hidayah dari ini semua.

Suka sedih lihat temen yang masih copot pakai kerudung, suka seneng lihat dulu yang dia buka-bukaan banget sama pakaiannya sekarang tertutup rapat dan menjadi lebih anggun.
Semua orang butuh proses. Sampai akhirnya hidayah itu datang dan men-istiqomahkan dirinya.

Oh ya aku juga ga setuju sama orang yang sering bilang, “BERJILBAB KOK KELAKUANNYA KAYAK B*TCH” atau “ITU JILBABNYA COPOT AJA KALAU SUKA NGOMONG JOROK DAN NGEHINA ORANG LAIN.” Atau “PERCUMA PAKAI JILBAB, KELAKUANNYA NGGAK DIJILBABIN DAN NGGAK DARI HATI.”

Halooooo kamu yang suka ngomong gitu…

Apakah kamu sudah menutup auratmu sendiri?

Apakah kamu sudah lebih baik dari mereka?

Apakah kamu sudah paling suci dan benar soal menutup aurat?

Udah nggak usah ngomongin jilbab dia bener atau nggak. Yuk perbaiki diri sendiri. Komentarin orang lain emang nggak bakalan ada habisnya. Jadi baik-baik sama orang lain dan diri sendiri. Dosa-dosa dia sendiri, jangan pernah ngomongin jilbabnya ya.

Nggak semua yang pakai jilbab itu baik. Tapi orang yang pakai jilbab pasti orang yang baik. Yang ngerti bagaimana batasan agama.

Banyak yang masih pacaran padahal dia pakai jilbab. Sudah itu bukan urusan kamu ngejudge mereka. Biar Allah S.W.T yang berhak ngejudge mereka. Karena yang tahu benar dan salahnya hanya Allah S.W.T

Sebagai hamba yang baik yuk, apalagi yang muslimah. Segera berhijab. Semoga bisa istiqomah ya.

Selamat Hari Hijab Internasional , Hijabers!
May Allah Bless Us. Aamiin.

xoxo, Lia

Ijinkan



Bila suatu hari kita dapat berjumpa.. 

Ijinkan aku memandang wajahmu lebih lama

Memelukmu dan menghirup aroma tubuhmu

Merasakan hangatnya sentuhan tanganmu

Mengecup keningmu

Membelai rambutmu

Tidur dibahumu

Bercerita tentang segala sesuatu yang ada didalam benakku

Menemanimu hingga pagi menjelang

Jalan-jalan sambil menggandeng tanganmu

Melewati indahnya malam sambil ditemani jutaan bintang bersamamu

Dan ijinkan aku tetap tinggal dalam khayalan dan mimpi indahku

Kelak ketika aku terbangun,ijinkan aku tetap mencintaimu hingga aku tak sanggup lagi untuk mencintaimu

Sabtu, 30 Januari 2016

Love Pain



Sikapmu masih seperti kemarin. Dingin. 
Tapi kali ini semakin dingin dan malah kau mengacuhkan perkataanku. Kau masih saja diam dan malas berbicara kepadaku. Apapun yang aku ucapkan seakan tak ada artinya dihadapanmu.

 Kau bilang kau tak mencintai dia tapi mencintaiku.

Tapi yang aku rasakan bukan seperti itu.

Kau berbohong.

Kau  tidak berani menatapku. Dan jelas-jelas kau menyembunyikan sesuatu dariku.


Sudah berapa kali kopi kau pesan, sudah berapa kali pembicaraan kita sama saja. Untuk hari ini aku kalah lagi. Kau menyuruhku lekas pulang karena hari akan hujan. Kau pergi dengan mantelmu dan kembali meninggalkan aku sendirian, setelah kau membayar pesanan kita.

 ***
Malam ini aku sudah tidak tahan, aku meluapkan segala kekesalanku dan tangisanku menjadi-jadi.

Aku dengar ketukan pintu dari luar, aku tidak mungkin membuka pintu. Dengan keadaan kacau seperti ini. Aku tetap meraung-raung. Memikirkan bagaimana kelanjutan hubunganku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.


Ketukan itu berhenti.


Kembali aku meratapi diriku. Apakah semudah ini kau meninggalkanku dan memilih wanita itu? Beberapa saat kemudian ketukan itu kembali terdengar. Aku memberanikan diri untuk membukanya. Dan yang kulihat adalah tetangga sebelahku, Jim.


“aku mendengar tangisan, apa kau baik-baik saja? Kalau kau butuh teman untuk berbagi aku bisa.”


Aku kembali menangis dan menyuruhnya masuk.


Di apartement tengah kota ini hanya beberapa tetangga yang aku kenal. Salah satunya Jim. Dia tetangga baruku tapi dia sudah seperti kenal lama denganku. Aku memulai ceritaku. Jim terdiam dan mendengarkan ceritaku baik-baik. Kemudian…


“Kalau kau sudah tidak tahan jangan teruskan ini. Kumohon.”

“Tapi aku masih mencintainya. Berulang kali seperti ini tapi cintaku malah semakin besar Jim. Apa arti semua ini?”, aku menangis lebih keras.


Jim mendekatiku dan memegang tanganku.


“Karena terlalu banyak air mata yang keluar dari mata indahmu, banyak jeritan yang tidak pernah ia dengar, banyak luka yang ia tidak pernah mau sembuhkan. Semakin hancur kau dengan keadaan ini, semakin ia sering menyakitimu lebih. Tinggalkan atau kau terluka hingga kau lelah mencintainya.” 

Jim menatapku nanar dan menghapus air mataku.


Oke, aku tahu ini tidak seperti biasanya. Jim tidak seperti ini kemarin, tapi dengan begini Jim menyadarkanku akan segalanya. Aku harus bilang yang sesungguhnya dan pergi dari hidupnya.


***
Aku masih duduk dengan coklat manis hangat sambil menunggu ia datang. Aku akan katakana apa yang semuanya aku rasakan. Akan lebih baik aku mengakhiri ini semua.


Dari jendela café aku dapat melihat jelas buliran air hujan yang jatuh, aku rindu suasana seperti ini. Benar-benar indah. Dari kursiku aku melihat kearah pintu masuk, ia sudah datang. Melipat payung dan segera melemparkan pandangan kesegala arah mencariku. Ia memesan ke kasir lalu menuju ketempatku.


Untuk kesekian kalinya ia masih tetap dingin dan tampak tak terlalu suka dengan pertemuan ini. Aku memulai pembicaraan.


“Sudah berapa kali kita seperti ini, sejak kau bertemu dengan wanita itu.”

Ia sepertinya kaget aku berani bicara seperti ini. Ia terlihat malas membahas percakapan ini.


“sudah ku bilang jangan bahas tentang wanita itu, aku tidak mencintainya.”


“tapi kau berubah. Dimana dirimu yang dulu?”

Ia melihat kearahku. Untuk pertama kalinya setelah kejadian itu dia tidak pernah menatapku seperti ini. “apa maksudmu?”


“aku ingin semua ini berakhir kalau kau terus begini padaku.”


“kau mau mengakhiri semuanya?” tanyanya padaku, tangannya memegang punggung tanganku.


Aku mengusap air mataku yang kembali jatuh. Aku sebenarnya masih mencintainya dan tak mungkin mengatakan ini, tapi benar kata Jim semakin aku mencintainya semakin banyak luka yang ia beri.


“Aku sudah berkali-kali terluka karenamu, kau tidak pernah mau merubah sikapmu. Kau selalu mengacuhkanku dan membiarkan aku menangis karenamu. Kau selalu bilang kau tak mencintai wanita itu tapi kau terus saja menemuinya. Aku sudah berkali-kali melihatmu bersamanya, tapi ketika kau bertemu denganku seakan tidak ada apa-apa. Kau menyembunyikannya dariku, walau aku tahu aku diam saja. Aku sudah cukup terluka dengan semuanya.”

ia tak bisa berkutik, ia tak menyangka kalau aku mengetahui semuanya.


“Sekarang sudah jelas. Terima kasih atas semuanya.”


Aku berlalu keluar dari café dan membiarkan hujan membasahi tubuhku.
 
to be cont-

Jumat, 29 Januari 2016

Kalau ada yang benci???



KAK KALAU ADA YANG BENCI SAMA KITA GIMANA DONG???



Apa gunanya membenci?

Ketika membenci bisa menghasilkan uang, pasti aku akan membenci banyak orang.
Ketika membenci bisa menghapus dosa, pasti aku akan membenci banyak orang.
Ketika membenci bisa membuat aku cantik, pasti aku akan membenci orang setiap harinya.
Ketika membenci bisa membuat jodoh cepat datang, aku akan selalu membenci orang agar jodohku kelak datang.

Tapi kenapa benci itu dilarang?

Karena membenci perbuatan yang tidak baik.
Kenapa harus membenci orang, ketika kedamaian kamu dapatkan?? Apalagi mendengarkan cacian orang tersebut dan kamu malah membalasnya. Apa itu ada manfaatnya?


Kita logika saja.

Ketika seseorang membencimu, biarkan saja. Tapi tetaplah intropeksi diri, apa memang ada yang salah dengan kita sehingga kita dibenci? Mungkin sifat atau perilaku kita. Atau kata-kata kita pernah menyakiti hatinya. Atau karena kamu adalah masalalunya dan pernah memberi luka?

Kebanyakan orang membenci orang lain karena DIA TIDAK BISA SEPERTI KITA. Yes. Namun dalam hal positif ya. Misal aja kamu pinter dan jago masak, terus tiap hari kamu posting deh hasil masakanmu di Instagram dan banyak likers nya. Yang tidak suka dengan keterampilan kamu memasak pasti akan bilang, “ih sombong banget. Sok, paling juga ga enak.” Wah kalo ini mah dia iri ya. Ya lama-lama dia benci juga kan sama kita.

Atau

Kamu suka banget petualangan dan selalu pergi kemana-mana. Tempat-tempat yang bagus yang kamu kunjungi bakalan kamu upload ke instagram dan lagi-lagi likers kamu banyak. Wah! Yang nggak suka sama kamu pasti bakalan bilang, “travelling mulu, mentang-mentang duitnya banyak.” Padahal kamu ingin mengenalkan potensi alam dari tempat yang kamu kunjungi. Well lagi-lagi si pembenci tidak suka.

Masih banyak lagi sebenernya. Apalagi pas kamu foto selfie dan dikata-katain. Emang ya nggak secara langsung tapi banyak ya yang seperti itu.

Kamu nggak usah sedih. Setidaknya kamu nggak sendirian. Masih banyaaaaaaak orang YANG NGGAK SALAH APA-APA tapi dia DIBENCI BANGET ATAU BANYAK YANG NGGAK SUKA. karena lagi-lagi DIA TIDAK BISA SEPERTI KITA.

So, acuhkan saja. Biarkanlah. Haters selalu jadi stalkers dan mencari-cari keburukan kita. Sebagai orang yang berilmu dan beragama, apalagi yang Muslim. Pasti tahu dong bagaimana menyikapinya. 

Karena kamu merasa omongan dia menganggu kamu block aja, udah nggak usah didengerin. Atau kamu memang kenal sama dia, tapi kamu merasa nggak pernah punya salah sama dia ya udah biarin juga. Intinya yang namanya ORANG NGGAK SUKA SAMA KITA, selalu negative thinking sama kita.

Obatnya adalah block atau report. Atau kamu cuek aja nggak usah dengerin omongannya. Toh kamu merasa nggak ada yang salah dengan apa yang kamu perbuat dan kamu posting. It’s gonna be okay! 


Masalah dia benci sama kamu atau enggak ya whatever.
Hak dia membenci. Hak kita juga punya privasi. Kalau sampai di nyentuh kamu atau keluarga kamu baru deh boleh datengin orangnya. Itu juga kalo dia sampe keterlaluan banget ke kamu.

Kalau nggak ngapa-ngapain dan hanya berani di sosmed. Biarin aja. Seorang PEMBENCI selalu MENCARI KESALAHAN ORANG LAIN. Ngeri ya. Karena buat mereka jadi STALKER dan HATERS itu asik bagi mereka.

Well, disclaimer ya nulis artikel ini karena banyaknya komentar dan status yang tidak patut di sosmed. Dan emang lagi jamannya orang berbuat jahat lewat sosmed. Yuk sebagai bangsa Indonesia yang baik dan bermoral, dipikir-pikir dulu ya kalau mau ngatain orang. Apalagi menyangkut penampilan mereka. Mungkin penampilan mereka membuat kamu risih, tapi kalo kamu merasa risih kenapa masih dilihatin neng?? Yaelah. Kamu yang suka benci orang tinggal BLOCK REPORT atau CLOSE aja profil dia.
Percuma kamu ngata-ngatain tapi dibelakang, kalo bisa didepan orangnya langsung biar dia dengerin kamu.

Okay sekian terimakasih untuk kesan postifnya.