Selasa, 30 April 2019

Bagaimana April 2019 mu?

April...
Alhamdulillah! Terima kasih sudah berkesan
Terima kasih sudah mengajarkan banyak pelajaran
Ada hikmah yang bisa aku petik
Ketakutan menghadapi Quarter Life Crisis
ataupun menopang sendiri pekerjaan dan menyelesaikan proposal yang sampai hari ini belum kelar-kelar

April...
Aku tahu ini tak mudah
You have Allah :)
Pasrahkan semuanya ke Allah Yang Maha Baik!
Aku yakin badai ini segera berlalu
Kamu hanya perlu kuat sampai April tahun depan

April...
Allah never leave you! You know it! :)

Hari Selasa Tanggal Tiga Puluh

hari Selasa tanggal tiga puluh
hai nok, happy birthday to you

Semoga berkah disisa umurmu
apa yang kamu cita-citakan tercapai
dan jadi anak yang membanggakan kedua orang tua

Semoga tahun depan bisa lanjut sekolah
5 waktunya selalu tepat waktu
puasa sunnahnya istiqomah
karir lancar
dan jangan lupa belajar ngaji

Aamiin.

Semangat!

Oh ya kurang-kurangin makan mie ya.
Jaga kesehatan.

Sorry, dari aku yang cerewetnya udah kek emak-emak.

Minggu, 28 April 2019

Ayah dan Si Putri Sulung

Siang yang panas, aku duduk-duduk dengan Ayah sembari menunggu belanjaan.
Aku sibuk dengan handphone ku, Ayah sibuk dengan handphone nya.
Aku tahu ayah adalah tipikal orang yang cuek sebenarnya, namun ia diam-diam memperhatikan anak-anaknya. Yang aku tahu, Ayah hanya ingin melihat anak-anaknya kelak sukses dan bahagia. Lewat adikku, aku tahu bahwa Ayah sebenarnya mengkhawatirkanku

Ayah pernah bilang pada adikku

"Coba tanya kakakmu pelan-pelan, sebenarnya siapa yang sedang dekat dengan mbakmu?"

Saat aku diceritakan hal tersebut oleh adikku, aku hanya bisa tertawa.

Ayah ada-ada saja.

Siang ini pun tiba-tiba ayah menanyakan sesuatu yang sepertinya masih membuatnya penasaran.
Ini tentang siapa yang sedang mendekati putri sulungnya.
Siapa yang sudah mencuri hati putri sulungnya?
Siapa yang sudah bisa menggantikannya untuk menafkahi?
Siapa yang sudah bisa membuat putrinya jatuh cinta?

Ayah hanya ingin tahu.

"Sebenarnya, mana yang serius sama kamu?"

Aku terdiam sebentar, kaget dengan pertanyaan ayah. Lalu aku tersenyum.

"Ayah, semuanya teman. Belum ada. Kalaupun ada aku belum yakin. Sabar ya yah, kalau orangnya ada aku akan kenalkan ke Ayah."

Ayah tersenyum.

"Iya tidak usah terburu Ayah cuma ingin tahu."

Aku mau menangis saja saat itu. Seakan ayah menanyakan :

Sudahkah ada yang menggantikanku?
Untuk menjagamu
Memberi semua apa yang kamu inginkan.
Mecintaimu
Mengasihimu
Membimbingmu
Membuat kamu bahagia disisa usiamu?

Aku menyeka air mataku dan menyembunyikannya dari Ayah.

Aku janji pada diriku sendiri aku akan menemukan orang itu, atau aku yang ditemukan olehnya atau kami yang akan di pertemukan dengan skenari-Nya.

Yang jelas, aku yakin sebentar lagi.

Sayangnya, beberapa orang yang dekat denganku dari patah hati terakhirku kemarin, aku belum yakin pada mereka.

ada yang datang dan menawarkan semuanya, sayangnya aku belum bisa bertemu dengannya secara langsung.

ada yang datang bilang sebenarnya dari awal dia sudah memilih aku, sayangnya aku belum bisa menentukan.

ada yang baru kenal tapi sudah mantap hatinya padaku,memohon bahkan. sayangnya aku tak bisa yakin.

lagi-lagi karena yakinku.

ada yang aku yakini sebagai orang terakhir, hanya saja dia cuma lewat dan belum waktunya. aku hanya bisa mensyukuri orang-orang yang aku temui. mungkin pada akhirnya aku hanya bisa menjadikan mereka pelajaran.

ada orang yang selalu aku sebut namanya dalam doa.
namun aku juga berharap aku dapat jatuh cinta dengan orang pilihan-Nya.

Allah berjanji dan aku meyakini.

Ayah, jangan khawatir. sebentar lagi mungkin dia datang.

Dan untuk kamu yang masih belum kuketahui siapa, semoga lekas bertemu ya.

Rabu, 10 April 2019

Quarter Life Crisis hit me

10 April 2019
Alhamdulillah Allah masih ngasih aku kesempatan buat menjalani hidup diumurku yang sudah mencapai angka 1/4 abad. (25 tahun)
Dimana di umur itu adalah angka yang krisis banget dengan kehidupan. Ditanya kapan nikah, kapan punya anak, kapan, kapan, kapan terusssss hehe
Tapi pagi itu aku ngerasa takut, sedih dan sepanjang hari banyak berpikir. Antara senang dan sedih.

Kenapa?

Senangnya : Aku bahagia aku bisa sampai diumur ini. Jadi bertambahnya umurku aku belajar jadi lebih dewasa, memahami arti hidup dan lebih bijak kedepannya. Rajin ibadahnya dan bisa mencapai impian-impian lain yang sampai sekarang aku bersyukur aku bisa meraih semuanya.

Sedihnya : Aku kena yang namanya Quarter Crisis of Life. Masa dimana diusia 20-30an kita pasti mengalami. Entah kapan fasenya kapan. Aku diantara umur 24 kemarin sampai hari ini ngerasain banget. Bawaannya kayak "duh apa ya kok tiba-tiba 25 aja dan ......duh masyaAllah"

Aku ngerasa aku belum mencapai apapun dan hanya diam ditempat. Tapi fakta yang ada, aku sedang berproses untuk itu. Aku sudah berkerja, Aku bisa melanjutkan S1 ku. Aku masih bisa membanggakan kedua orangtuaku. Tapi aku belum bisa memberi mereka 1 sosok yang akan menggantikan peran mereka. Disinilah kegelisahanku.

Dimana aku sudah malas lihat sosial media. Apalagi melihat foto-foto menikah atau seorang yang sedang mengeluh hamil, atau melihat mereka yang sudah memiliki anak, mengeluh tentang kehidupan pernikahan. 

Aku menanyakan pada diri sendiri, kapan aku bisa kayak mereka?
Kapan ?
Kapan ?
Kapan ?
Kapan ?
Kapan ?
Kapan ?
Kapan ?
Kapan ?
Kapan ?
Kapan ?

Cuma bisa sabar dan mengatakan pada diri sendiri "kamu bisa melewati semua, sebentar lagi ya"
Kayak nguatin diri sendiri gitu jadinya hehe
berusaha menjadi mahluk-Nya yang penyabar
karena semua ada waktunya ada masanya
dan
yang akan jadi takdirmu tidak akan pernah melewatkanmu

Bismillah ya 25!!!