Senin, 01 Februari 2016

Happy International Hijab Day 2016

HAPPY INTERNATIONAL HIJAB DAY, all of muslimah in the World. Keep istiqomah and Wear your Hijab.

Blog post kali ini aku bakalan nyeritain tentang awal aku memakai hijab.

Sebenernya udah nulis lama sih. Sayangnya ga sempet banget buat nerusin dan mau ngepost bingung kapan, soalnya emang 2016 ini maunya rajin blogging. Kalau bisa ada 1 sampai 5 posts dalam sebulan. Insya Allah, hehe.

Mulai yaaa…

Awalnya sih gatau dari mana. Sering banget pengen pake hijab terus. Cuma masih belum siap. Apalah aku ini, padahal kan berhijab itu wajib. Niatnya sih pas udah umur 20th pas, pengen niatin hijab terus. Lah tapi tak terjalani. Padahal ya waktu Februari 2014 aku PKL sebulan di Rumah Sakit pakai hijab terus. Pas udah selesai sih copot aja.
Banyak alasan atau belum menjemput hidayah ya. Hahaha. Awalnya berat banget. Korat-karit make hijab. Ga betahan dan masih suka rambut panjang. Faktornya ada banyak nih.

Rambut kepotong pendek banget ga pede.
Awalnya keki banget. Rambut udah panjang terus rontok pula. Siapa yang gak stres L . akhirnya memutuskan buat potong rambut. Eh ya kok salon langganan ga paham sama apa yang aku pengen. Alhasil jelek kependekan dan alay kata adik-adik. Ya udah dikuncir mulu tiap hari. Sampe beli shampoo pemanjang rambut. Sama aja. Nothing. Bikin sebel sesebel-sebelnya dan nggak bakal mau lagi potong rambut disana. K-A-P-O-K.

2.   - Pipi yang semakin kekanan dan kekiri.
Nggak paham deh sama aku. Niat hijaban kok nutupin pipi. Karena aku tak sekurus dulu alhasil ya kalo gendutan dikit,pipiku jadi melar juga. Huks. Tapi ga kepikiran gitu sih,lambat laun jadi gak enak lepas hijab kalo kemana-mana. Alhamdulillah.

3.    - Banyak lihat artikel islam dan tweet tentang hijab di Internet.
Tergerak hati untuk memperbaiki diri. Beneran deh. Gara-gara banyak browsing internet kepo-kepo fashion sama tweet islam akhirnya banyakin refrensi tentang berhijab. Sudah diwajibkan. Cuma aku aja yang nggak sadar-sadar. Ya akhirnya aku dapat hidayah dari Allah SWT jadilah sekarang pakai terus. Termotivasi banget deh.

4.   - Pernah baca kutipan ‘Selangkah Putrinya keluar dari rumah tanpa menutup aurat,Selangkah pula Ayahnya menuju neraka’
Ini yang bikin aku berfikir berkali-kali buat nggak menunda lagi menutup aurat.

Jadilah faktor keempat itu yang ngemantepin aku buat berhijab. Karena aku sayang banget sama kedua orangtua ku. Dan nggak mau orang tuaku masuk neraka, apalagi kalau anak perempuan belum punya suami tapi dia nggak mau nutup auratnya, otomatis ya ayah kita yang bakalan nanggung dosanya. Jadi nggak mau numpuk dosa sendiri dan bebanin ayah.

Bismillah, waktu puasaan tahun 2014 kalo ga salah. Awal puasa aku tutup auratku. Dikira keluarga aku masih copot pasang, tapi demi diriku sendiri ya udah aku tutup kuping untuk orang yang ngata-ngatain aku udah tobat atau sok apalah.

Banyak juga respon positif dari orang terdekat. Mereka dukung aku pakai hijab. Ibu juga dukung. Jadilah aku pakai hijab.

Disusul sama adik aku Tika waktu dia lulus SMA tahun 2014, dia mantap berhijab. Masih belajar syari yang penting nggak kelihatanin dada atau yang ketat-ketat amat.
Dewi adikku yang kedua juga mantep berhijab baru-baru ini, waktu dia SMA masuk semester 2. Alhamdulillah pada pakai hijab semua. Seenggaknya ngeringanin beban ayah.

Cuma ibu masih mau belajar, mengubah penampilannya. Karena rata-rata semua keluarga besar udah pakai hijab semua. Ya semua orang butuh proses dan kita nggak bisa maksain. Yang penting saling mengingatkan satu sama lain itu udah bagus banget. Apalagi kita bisa ajak mereka buat berubah demi kebaikan mereka sendiri.

Alhamdulillah istiqomah sampe sekarang. Sempet jualan hijab juga kemarin-kemarin. Bisnis hijab di akhir semester itu amazing. Hahaha. Pusing laporan PKL malah blusukan ke pasar nyari bahan buat hijab. Seru juga sih.

Ini yang dinamain kuliah sambil kerja.

Akhirnya ngerasain sendiri.

Beli apa-apa pakai uang sendiri, uangnya bisa buat sedekah juga.

Dan dapet banyak hidayah dari ini semua.

Suka sedih lihat temen yang masih copot pakai kerudung, suka seneng lihat dulu yang dia buka-bukaan banget sama pakaiannya sekarang tertutup rapat dan menjadi lebih anggun.
Semua orang butuh proses. Sampai akhirnya hidayah itu datang dan men-istiqomahkan dirinya.

Oh ya aku juga ga setuju sama orang yang sering bilang, “BERJILBAB KOK KELAKUANNYA KAYAK B*TCH” atau “ITU JILBABNYA COPOT AJA KALAU SUKA NGOMONG JOROK DAN NGEHINA ORANG LAIN.” Atau “PERCUMA PAKAI JILBAB, KELAKUANNYA NGGAK DIJILBABIN DAN NGGAK DARI HATI.”

Halooooo kamu yang suka ngomong gitu…

Apakah kamu sudah menutup auratmu sendiri?

Apakah kamu sudah lebih baik dari mereka?

Apakah kamu sudah paling suci dan benar soal menutup aurat?

Udah nggak usah ngomongin jilbab dia bener atau nggak. Yuk perbaiki diri sendiri. Komentarin orang lain emang nggak bakalan ada habisnya. Jadi baik-baik sama orang lain dan diri sendiri. Dosa-dosa dia sendiri, jangan pernah ngomongin jilbabnya ya.

Nggak semua yang pakai jilbab itu baik. Tapi orang yang pakai jilbab pasti orang yang baik. Yang ngerti bagaimana batasan agama.

Banyak yang masih pacaran padahal dia pakai jilbab. Sudah itu bukan urusan kamu ngejudge mereka. Biar Allah S.W.T yang berhak ngejudge mereka. Karena yang tahu benar dan salahnya hanya Allah S.W.T

Sebagai hamba yang baik yuk, apalagi yang muslimah. Segera berhijab. Semoga bisa istiqomah ya.

Selamat Hari Hijab Internasional , Hijabers!
May Allah Bless Us. Aamiin.

xoxo, Lia

Ijinkan



Bila suatu hari kita dapat berjumpa.. 

Ijinkan aku memandang wajahmu lebih lama

Memelukmu dan menghirup aroma tubuhmu

Merasakan hangatnya sentuhan tanganmu

Mengecup keningmu

Membelai rambutmu

Tidur dibahumu

Bercerita tentang segala sesuatu yang ada didalam benakku

Menemanimu hingga pagi menjelang

Jalan-jalan sambil menggandeng tanganmu

Melewati indahnya malam sambil ditemani jutaan bintang bersamamu

Dan ijinkan aku tetap tinggal dalam khayalan dan mimpi indahku

Kelak ketika aku terbangun,ijinkan aku tetap mencintaimu hingga aku tak sanggup lagi untuk mencintaimu