Minggu, 22 September 2019

The day we met, Frozen I held my breath #RAK1

Sabtu, 22 September 2018

Hari itu datang, dimana hari dimana kita pertama kali bertemu. 
Karena kau sedang tidak bisa pergi kemana-mana, jadi aku yang menghampirimu. 
Aku membawa makanan kesukaanmu.
Kau tahu aku deg-deg an saat akan bertemu denganmu. 
Padahal ini bukan pertama kalinya aku bertemu dan berbicara dengan orang asing.
Aku memilih mini market dekat tempatmu bertugas saat itu. Karena aku mengira akan sebentar saja. Tak perlu jauh-jauh yang penting kita bertemu dulu. 
Aku membeli teh kotak kesukaanku untuk meredakan rasa gugupku dan duduk didepan di tempat yang sudah disediakan mini market.

Aku mengatur posisi dudukku, haruskah membelakangimu saat kau datang atau aku harus menghadapmu saja. Sebegitunya. Aku takut kita saling mengecewakan. Tapi sudah kubuang jauh dan berusaha menjadi orang yang percaya diri didepanmu. Aku memposisikan dudukku menghadap jalan agar aku tahu saat kau datang.

Tak lama dari jauh aku melihat sosokmu.
"Eh masa sih dia orangnya. Enggak ah terlalu tampan dan gagah. Terlalu sempurna."
Aku memainkan lagi handphone ku. 
Jantungku makin berdebar.
Aku tak melihat dari mana kau datang. Tapi Ketika aku menunduk, kau berjalan kearahku dan mengulur tangan.

"Hai...."

Kita saling melempar senyum. Dan... Alhamdulillah kita tidak saling mengecewakan.
Sosok yang aku lihat dari jauh itu benar dirimu adanya. Persis dengan sosok yang setiap hari selalu mengirimi ku whatsapp, menggodaku lewat kata-kata lucu dan bertatap layar lewat video call. 

Dan aku benar-benar tertarik sekaligus takut saat pertama ketemu, tertarik karena ternyata obrolan kita nyambung, takut karena takut jatuh hati di orang yang salah. 
Aku mengabaikan sebentar dan aku menemanimu makan makanan kesukaanmu.
Masih ingat kan?
Kau terlihat senang dan lucu disaat yang sama, Yang membuatku terus mencuri pandang melihatmu.
Hanya saja aku menurunkan segala ekspektasiku terhadapmu agar aku tak salah lagi jatuh hati pada orang yang baru ku kenal.

Kau merekam story makananmu dan ada aku disitu. 
Kau mengunggahnya di sosial media, kau terlihat senang. Namun disitu aku hanya takut, karena ketika kau sudah unggah di sosial media, kau akan siap akan segala konsekuensinya. Mungkin kau berharap timbal baliknya padaku, hanya saja memang aku waktu itu "Aku akan posting seseorang yang aku cinta bila waktunya tiba"

Tapi dengan embel-embel "Ini teman baru aku." aku berani menggunggahnya juga. Dan teman-temanku langsung membanjiri instagram direct message ku. Dengan doa dan pertanyaan. 
Beberapa kecewa, karena mereka teman-teman cowok ku yang pernah menaruh hati padaku.

Bagian yang paling aku suka saat kita saling mengambil gambar.
Kau mengambil gambarku.
Aku mengambil gambarmu.



 Lalu kau mengajak mengambil selfie bersama. Kau tahu aku semakin takut awalnya namun aku mengabaikan semuanya, kamu mendekatkan kursimu dan aku yang mengambil gambar. 

Kita saling mengirim gambar kemudian. Lalu berbincang kembali sampai akhirnya kita meyelesaikan makan lalu kembali berpisah.

Setelah berpisah aku kira kita tak akan pernah bertemu lagi. Ternyata, selanjutnya baik kau ataupun aku saling meluangkan waktu untuk bertemu. Terlihat manis, tapi kutepis rasa takutku karena takut akan suatu saat aku tiba-tiba kehilanganmu sebelum memilikimu.
Aku pikir ya sudah aku jalani saja dan lihat bagaimana akhirnya.

Dan hari ini, 22 September 2019 yang kuingat ini adalah pertama kita bertemu. 
Pertama kali kau dan aku saling bertatap dan melempar senyum. 
Pertama kali menjabat tanganmu.
Pertama kali sosokmu menarik perhatianku.
Pertama kali kita mengambil selfie bersama.
Pertama kali aku jatuh hati lagi....

Hanya saja bila kau ingat ...

Oh ya, beberapa hari yang lalu saat main ke rumah temanku di Tuban, aku lewat mini market tempat kita pertama kali bertemu. Hatiku sakit saat mengingatnya, tapi karena mungkin aku yang terlalu terbawa perasaan. Aku senang bisa mengenalmu.