10 April 1994
Aprilia Ayu Setyawati,kau beri nama untukku.
Mungkin saat itu aku
belum mengerti apa-apa.
Tapi aku sangat yakin kalian bahagia karena buah hati
pertama kalian lahir sejak setahun pernikahan kalian.
Dari album yang aku lihat,engkau menggendongku sambil tersenyum dengan
wajah berseri.saat aku dalam pelukan kalian pun aku tertawa.
Aku sering menangis,mengompol,nakal,malas ataupun merepotkan engkau
semasa aku kecil. Tapi engkau tetap sabar dalam mendidik dan membesarkanku.
Dialbum aku juga melihat engkau selalu mengambil gambarku saat aku
sedang bermain. Atau saat engkau memakai baju dinas aku dalam pelukanmu.
Engkau memberikan aku baju yang cantik namun sederhana. Memberi pita
pada rambutku yang masih belum tumbuh banyak saat itu.
Aku tahu engkau selalu menjagaku. Walau kau tak selalu memberikan apa
yang aku inginkan,tapi kau selalu memenuhi kebutuhanku.
Beranjak TK.
Aku ingat memori yang ada dalam ingatan ini.
Masih
tersimpan rapi.
Disaat kau menyuapiku sarapan sebelum berangkat sekolah.
Mengantar dan menjemputku.
Membelikan aku mainan.
Merayakan hari ulang tahunku.
Bahagia rasanya menjadi anakmu walau hidup kita dulu sederhana sekali.
Hanya
sebuah rumah kecil berisikan ayah,ibu dan aku saja.
Aku paling senang saat dibonceng
didepan.
Walaupun aku juga suka tertidur saat kau bonceng.
Setelah usiaku tiga tahun,aku
mendapat adik.
Dia manis.
Saat itu tak ada pikiran bahwa aku akan kehilangan
perhatian kalian.
Aku malah senang dengan kelahiran adik pertamaku.
Aku jadi
punya saudara dan teman main saat kau berada dikantor.
Engkau selalu pulang
kantor dengan wajah kangen dan berseri.
Saat tahu anak-anakmu sedang main atau
tertidur pulas.
Aku tak pernah kehilangan masa kecilku.
Engkau mengajariku
kesederhanaan.
Tiba saat aku berusia belasan tahun, aku sering membuatmu marah dan
kesal.
Maafkan aku.
Aku kadang butuh perhatian.
Mungkin juga karena proses
pendewasaanku.
Tapi terima kasih sekali lagi,aku mengerti banyak hal.
Walau salah
tapi engkau selalu membenarkan.
Mengajariku untuk sopan dan santun terhadap orang lain.
Mengajariku
untuk berani didepan orang dan belajar mandiri.
Selalu mendukung apa yang aku
pilih dan selalu melarang apa yang tidak baik untuk diriku.
Ayah,Ibu...sedih rasanya bila mendengar salah satu kerabat kehilangan
ayah/ibu mereka. Aku jadi teringat pada kau. Kapan aku bisa membahagiakanmu?
Apa masih bisa kau melihatku sukses? Apa masih kuat dirimu melihat aku sukses
kelak?
Aku mencintaimu ayah,ibu. Semoga Allah selalu memberi
kesehatan dan umur yang panjang untuk melihat aku dan adikku sukses hingga
engkau bangga pada anak-anakmu.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar