Minggu, 24 September 2017

Jodoh vs Siap Nggak?



Dijodohin? Gimana sih menurut kalian?
  
Kalau menurut pendapat aku sih. Aku nggak masalah kalau ada yang namanya perjodohan. ASAL... si cowok dan si cewek saling suka dan klop. Perjodohan nggak serta merta berupa pemaksaan. Mungkin sebagian orang ngerasa ‘ih kayak nggak laku aja dijodoh-jodohin’.

Kalau aku merasa sih, fine-fine aja yang namanya perjodohan.

Oke kita disini nggak bahas tentang aku yang bakalan dijodoh-jodohin kok. Tapi tentang beberapa cowok yang berani ngajak untuk ke arah yang serius.
1.                       Cowok Pertama
Namanya David. Dia orang Jember, lulusan D4 Rekam Medis di Poltek Jember. Suatu ketika ditahun 2016, si David ini nge-add Facebook aku dan kayaknya cari tahu tentang aku banget. Karena dia bisa sampe tau pin BB aku. Dari situlah kita kenal dan dia mau ngajakin aku taaruf. Ciyelah. Disitu kan aku baru banget lulus kuliah baru dapet kerja. Dan gak ada pikiran cepet-cepet nikah, karena masih banyak yang mau aku capai dulu. Dengan halus aku menolak dengan alasan belum siap, disamping itu juga aku mikirnya ini orang belum pernah ketemu malah minta taaruf dan malah minta alamat rumah aku, buat minta aku ke Ayah aku. Aku mencoba menjauh karena dia tiap hari bisa bbm, aku jarang bales dan akhirnya dia aku delcont.

2.                       Cowok Kedua
Namanya mas Wisnu Wira. Dia seorang abdi negara. Sekarang lagi tugas di Bandung. Wisnu Wira ini saudaranya mbak Gaby (temen deket aku selama di Bali). Awalnya aku lebih tertarik sama adiknya, namanya Angga. Aku pertama kali kenalnya sama Angga, Cuma kita pas itu nggak sengaja salaman dan dia sebenernya mau minta nomer aku. Tapi sama mbak Gaby, gak boleh karena menurut mbak Gaby aku lebih cocok sama kakaknya dia (Wisnu). Nah si Wisnu ini pernah bilang kalau dia mau minta aku, karena dia juga umurnya diatas aku 5 tahun. Ibunya juga udah minta dia nikah. Tapi belum nemu yang tepat. Mbak Gaby sampe bilang ke ibunya Wisnu buat ngeminta aku langsung ke Banyuwangi, ke ayah aku. Aku juga belum pernah ketemu tapi lagi-lagi aku bilang sama Wisnu kalau aku belum siap buat nikah. Dan waktu itu kepala aku dipenuhi sama yang namanya mas SAH itu. Aku Cuma yakin sama mas SAH. Jadi sampe sekarang tetep temenan dan Cuma kadang aja chatnya. Kalau dia nggak lupa haha. Soalnya Wisnu tipe cowok yang cuek tapi aslinya dia baik.

3.                       Cowok ketiga
Namanya Kuncoro. Dia itu anak dari tante yang tinggal di Situbondo, saudara dari tante Surya yang merupakan temen ayah. Pas lebaran kemarin sempet nelpon, gimana kalau ibunya dia mau minta aku. Itu ibunya nelpon ayah langsung. Tapi aku sama dia juga belum pernah sama sekali berinteraksi. Kata ayah terserah sama aku, karena ayah juga beralasan aku masih mau lanjut S1 aku. Mungkin mempertimbangkan juga, nggak mungkin dengan mudah aku dikasih ke oranglain. Katanya mau dikenalkan dulu aja, tapi ayah aku juga sama pemikirannya sama aku. Nggak mau ngasih kepastian. Karena aku juga belum mau menikah dalam waktu dekat. Jadi kadang masih dihubungi. Mereka bakalan minta langsung ke Banyuwangi. Tapi ayah aku ada aja alasannya karena tau anak gadisnya belum mau menikah dalam waktu dekat. Katanya semua terserah sama aku.

Well, kalau ngomongin jodoh nggak ada abisnya ya. Intinya disini aku banyak banget memetik pelajaran, bahwa kadang apa yang kita pengenin itu belum tentu yang terbaik buat kita. Karena rencana Allah lebih baik dari dugaan kita.


Kamu mah kayak yang laku aja. Dasar pemilih!
Aku bukan sedang mengulur waktu dan sok banget jadi cewek yang pemilih dalam urusan jodoh (kayak yang laku aja). Tapi, disini aku mau ketika aku siap dia juga siap. Bukan dia aja yang siap tapi aku belum siap. Mungkin temen-temenku yang sekarang udah menikah, mereka sudah siap lahir dan batin. Nah kalo aku? Masih pengen banget selesaiin pendidikan, masih terlalu manja untuk jadi istri orang, masih belajar jadi perempuan yang lebih baik.

Kamu siap apa enggak sih sebenernya? Tapi kamu selalu ngomongin jodoh.
Kalau ngomongin kesiapan sih.... sebenernya harus siap kapanpun, tapi kalau belum ada niatan kesana gimana dong?

Kamu masih nungguin mas SAH emangnya?
Wah kalau urusan itu, untuk detik ini sudah nggak terlalu memikirkan dia. Karena aku yakin, seyakin-yakinnya aku sama dia, kalau dia bukan buat aku untuk apa? Kalau toh kita jodoh sejauh apapun kita, bakalan dipertemukan kembali. Sayangnya aku aja yang merasa. Aku terlalu berharap sama manusia. Ya itu makanya, aku jadi sadar sekarang.


Terus gimana kamu mau dapet pasangan kalau kamu nggak mau pacaran?
Emangnya harus pacaran dulu biar dapat pasangan hidup dan mati? Aku sih punya prinsip, ketika suatu hari nanti aku dibuat jatuh cinta dan dia bisa menerima kurang dan lebihku, aku yakin kalau dia memang jodoh aku dia nggak bakalan berani mengajak aku pacaran..tapi ngajak aku buat ketemu ayahku, buat minta aku. Aku percaya.. someday.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar