Selamat membaca! Gamshamnida :)
“Hyunlie!!! Cepatlah bangun!!!” Teriak Jonghyun kakaknya. Tapi Hyunlie masih
tertidur pulas. Sangat pulas. Memimpikan semua apa yang ia impikan.
Sejak appa meninggal, Hyunlie dan Jonghyun hanya hidup berdua dikota Seoul.
Sedangkan umma-nya memilih tetap tinggal di desa Daegu dengan nenek dari pada
di Seoul. Jadi, Hyunlie dan Jonghyun hanya berdua tinggal di rumah dekat pusat
kota. Ya walaupun rumahnya sederhana tetapi itu sudah cukup untuk Hyunlie dan
Jonghyun tinggal.
Hyunlie adalah salah satu siswi di Hanbok school. Ia termasuk salah satu
murid yang pandai dan mendapatkan beasiswa. Walaupun latar belakang ekonomi
Hyunlie hanya kelas menengah, tapi ia tidak pernah minder ataupun merasa kecil
disekitar teman-temannya yang notabennya adalah anak-anak orang kaya. Dan
Jonghyun sendiri sudah berkerja disalah satu perusahaan desain grafis di pusat
kota Seoul dekat dengan rumahnya.
***
Alarm mini berwarna pink dikamar Hyunlie berbunyi nyaring berkali-kali.
Tetapi Hyunlie yang masih tertidur pulas tidak menggubrisnya. Padahal dia harus
berangkat sekolah sekarang. Sampai jam menunjukan pukul setengah 7. Segera ia
loncat dari tempat tidurnya dan bergegas ke kamar mandi.
“oppa! Aku berangkat duluan ya! Sudah telat nih!!” Hyunlie mengikat tali
sepatunya yang kiri dan berlari sekuat tenaga. Berharap gerbang sekolahnya
belum ditutup.
“aduh, bagaimana ya kalo aku sampai terlambat. Masa kena hukuman lagi? Ya
ampun.” Ia berbicara sendiri ditengah nafasnya yang terengah-engah. Ia berhenti
sebentar dekat lampu merah dan mengatur nafasnya. Baju seragamnya sudah basah
oleh keringat. Sekolah masih 2 km lagi. Ia rasanya sudah akan menyerah.
Tiba-tiba seorang namja yang sedang berhenti di lampu merah memanggilnya dari
mobil merah sportnya.
“Hei kau!!! Kau siswi Hanbok kan? Ayo ikut denganku!! Cepat!” kata namja itu
dari mobil.
Hyunlie terlihat agak ragu. Tapi setelah tahu namja tersebut memakai pakaian
yang sama dengannya ia langsung membuka pintu mobil dan duduk disamping namja
yang notabennya juga teman satu sekolahnya. Lampu hijau menyala dan mobil
melaju dengan cepat.
Ketika sampai disekolah, namja tersebut langsung memarkir mobilnya dan
melepas sabuk pengamannya. Melihat Hyunlie sebentar dan...
“Hei, kau bau sekali!! Ini handuk dan parfum untukmu. Katanya sambil
mengambil handuk dan perfum dibelakang joknya dan memberikannya pada Hyunlie.
“Hei sebau itukan aku?? Tapi, gomawo ya. Namamu siapa??” tanya Hyunlie
sopan.
“Namaku Kim Kibum alias Key. Cepat benahi dirimu dan masuklah kekelas. Aku
duluan.” Katanya sambil berjalan menuju gedung besar berwarna putih yang megah.
Hyunlie mematung sejenak karena pesona dari Key. Dia baik sekali ternyata.
Anak kelas berapa ya?? Walaupun agak dingin tapi sepertinya Hyunlie
menyukainya. Tak terasa pipi Hyunlie memerah. Ia pun berlari menuju gedung putih
itu juga.
***
Kring~ Kring~ Kring~ bel sekolah Hanbok berbunyi 3 kali menandakan
berakhirnya pelajaran hari ini. Hyunlie mengemasi barangnya dan turun kebawah
untuk pulang. Karena kelasnya berada di lantai dua. Tiba-tiba ia melihat Key
sedang bercengkrama dengan teman-temannya. Hyunlie menghampirinya.
“Annyeong Kibum!!” sapa Hyunlie sambil membungkukan badan. “Ini parfum mu
aku kembalikan. Handuknya besok saja ya. Aku harus mencucinya dulu.” Kata
Hyunlie tersenyum dan memberikannya pada Key.
Lirikan dari teman-teman Key pada Hyunlie membuat Hyunlie salah tingkah.
Mengapa tatapan mereka seperti itu? Seperti menertawakan atau ada yang terlihat
aneh denganku? Batin Hyunlie. Tapi ia pede saja dan tidak menggubrisnya.
“Ah, ne.” Kata Key mengambil parfum dari tangan Hyunlie.
“Oke. Gomawo. Aku pulang duluan. Annyeong!” sekali lagi Hyunlie membungkukan
badannya dan berjalan dikoridor.
Tapi belum sampai beberapa langkah, salah satu teman dari Key menyeletuk
keras. “Hei! Siapa namamu??”
Hyunlie berbalik dan melihat kearah namja yang tadi menanyakan namanya.
Dengan lantang Hyunlie menjawab, “Kim Hyunlie.” Dengan sekali senyum manis ia
melanjutkan jalannya. Pulang dengan perasaan tak karuan. Siapa namja itu ya?
Batin Hyunlie lagi.
***
“Kalau kau sudah memutuskan untuk membuangnya, silahkan saja! Aku tidak
peduli.” Seorang pria sedang kesal dengan istrinya. Sepertinya mereka sedang
meributkan sebuah lampu teko yang mirip punya Aladin.
“Oke, aku akan membuangnya. Itu sudah tidak ada harganya lagi!!”
Klontang!
Hyunlie yang lewat didepan rumah suami istri tersebut kaget dan langsung
jongkok mengambil lampu teko itu.
“Ahjussi, Ahjumma, apakah lampu teko ini milik kalian??” tanya Hyunlie
sopan.
“Ne, tapi sudah kami buang. Kalo mau ambilah saja.” Kata pria tadi yang
langsung menutup pintu rumah.
Hyunlie masih terbengong didepan pintu dan memutuskan untuk membawa lampu
teko itu pulang.
***
Hyunlie melempar tasnya kepojok kamarnya dan menghempaskan tubuhnya kekasur
empuknya. Ia sangat capek hari ini. Lampu teko itu ia letakkan didekatnya. Lalu
ia tertidur sejenak mem-flashback semua yang terjadi pagi ini. Semua membuatnya
sangat lelah. Ia melihat lampu teko lagi.
“Mau aku apakan ya lampu teko ini?? Membuangnya atau menjualnya? Ah aniya,
ini terlalu bagus untuk dibuang ataupun dijual. Haha aku jadi ingat Aladin. Ia
menggosok-gosok lampu teko tersebut dan seorang genie muncul dengan wajah yang
lucu...hahaha.” Hyunlie bermain dengan imajinasinya. Tapi tiba-tiba...
Busssshhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Seorang Genie benar-benar keluar.
“Akhirnya aku bebas juga! Ahhh!!!” Genie itu meliuk-liukan badannya untuk
melakukan pelemasan karena terlalu lama diteko.
“Aaaaaa!!!!!!!!!!!!! Si..siapa kau???!” kata Hyunlie menjerit. Tapi
cepat-cepat genie itu membungkam mulut Hyunlie. Dan membuat Hyunlie hanyut akan
pesonanya. Wah genie ini manis sekali. Ia namja atau yeoja?? Batin Hyunlie.
Genie itu tersenyum. “Hello Tuanku!! Aku genie-mu sekarang. Kau jangan takut
padaku. Aku akan selalu siap sedia membantumu. Apa yang kau inginkan akan
kukabulkan. Aku akan menjagamu dari bahaya dan tentunya akan menjadi bodyguard
mu kemanapun kau pergi dan datang saat kau membutuhkanku.” Genie mengerlingkan
matanya. Hyunlie mematung sejenak ia masih tak percaya. Kemudian memberontak
dan genie melepaskan tangannya dari mulut Hyunlie.
“Kau!! Genie?? Aku tidak percaya? Genie itukan hayalan! Hanya hayalan!” kata
Hyunlie mundur. Ia sangat shock dengan kedatangan genie ini. Genie yang sangat
manis. Tapi Hyunlie menyadarinya bahwa genie itu berjenis kelamin namja. Karena
ia merasakan sesak dan degup jantung yang tidak karuan saat genie itu berada
dekat dengannya seperti tadi waktu genie itu membungkam mulut Hyunlie.
“Hayalan katamu? Tidak tuanku. Ini nyata. Kau menggosok lampu teko itu dan
aku keluar sebagai genie-mu sekarang. Tidakkah kau menyadarinya? Aku nyata. Aku
genie tuan.” Ucapnya sambil tersenyum dan mendekati Hyunlie. “Namaku Onew,tuan
Hyunlie.” Genie manis ini tersenyum dan mencium tangan Hyunlie.
Hyunlie yang dari tadi bermain dengan imajinasinya perlahan mulai sadar. Ia
tidak terlalu takut. Karena genie ini bersikap manis padanya. Maksudnya Onew.
Lalu ia duduk diranjang dan Onew berlutut didepan Hyunlie.
“Ah, ne. Mianhae ya. Aku kira genie itu hanya ada dicerita Aladin saja.
Ternyata kau benar-benar ada!” kata Hyunlie tersenyum sambil mencubit pelan
pipi Onew yang lembut dan tembem seperti tofu. Onew tertawa kecil lalu ia
memegang tangan Hyunlie.
“Tuanku lucu sekali! Haha. Ternyata dari tadi tuanku sedang berimajinasi
juga.” Kata Onew masih tertawa. Hyunlie juga ikut tertawa. Tiba-tiba Hyunlie
sadar kalau ia sedang berpegangan tangan dengan Onew. Ia langsung menarik
tangannya. Onew mengerti. Ia masih tetap tersenyum pada tuannya.
“Jangan panggil aku tuan ya? Panggil saja aku Hyunlie. Namaku Kim Hyunlie.”
Hyunlie memegang tangan Onew tapi kali ini untuk bersalaman saja.
Onew tersenyum lagi. “Iya Hyunlie.”
***
Sejak pertemuannya dengan Onew si genie dari lampu teko tersebut. Hyunlie
jarang sekali murung. Ia selalu ceria karena Onew mengikutinya kemana-mana dan
menjadi temannya dalam suka maupun duka. Sekolahnya lancar-lancar saja.
Terkadang Onew membantu Hyunlie saat ujian, tetapi Hyunlie selalu memarahinya.
Ia tidak mau bergantung seperti itu. Onew pun hanya menunggu dipojok kelas bila
Hyunlie ujian.
Key. Namja yang pernah memberikan tumpangan kesekolah bersama pun. Jarang
melihat Hyunlie berlari-lari lagi ditrotoar karena terlambat. Apa sekarang
Hyunlie lebih rajin? Terkadang Key berfikir seperti itu.
Jonghyun kakak Hyunlie merasa aneh dengan dongsaengnya ini. Ia merasa ada yang
janggal. Terkadang ia mendengar Hyunlie berbicara sendiri. Tetapi saat ia
menemukan Hyunlie berbicara sendiri, Hyunlie selalu beralasan sedang berlatih
dialog untuk pelajaran bahasa. Jonghyun pun memaklumi dan sibuk dengan
pekerjaannya lagi.
“Onew. Temani aku jalan-jalan ke mall ya. Aku ingin sekali jalan-jalan
santai hari ini. Denganmu.” Kata Hyunlie bersemangat.
“Oke!” Onew mengacungkan kedua jempolnya yang artinya siap mengantarkan
Hyunlie berjalan-jalan ke mall.
***
Hyunlie dan Onew berputar-putar mengelilingi mall. Mereka bersenda gurau
sepanjang perjalanan. Walaupun orang-orang disekitar Hyunlie menggangap Hyunlie
gila, namun Hyunlie tidak mempedulikannya. Ia sangat menikmati jalan-jalannya
ini bersama Onew.
Sampai disebuah cafe Dunkin Donnut, Hyunlie istirahat sejenak disana dan
memesan minuman dan donat tentunya. Ia memesan 2 porsi untuk itu. Sampai-sampai
ia tidak menyadari bahwa Onew adalah seorang genie.
“Hei Hyunlie-ah. Kau memesan 2 porsi?? Mau kau habiskan sendiri ha?” kata
Onew sambil tersenyum. Ia suka sekali memandang wajah cantik tuannya ini.
“Omona~ aku sampai lupa. Maaf Onew. Aku kira kau juga akan makan dan minum
layaknya manusia.” Hyunlie kembali memanggil pelayan. Dan pelayan itu
menghapiri lagi meja Hyunlie. Onew hanya tersenyum.
“Tolong kurangi 1 porsi. Aku hanya memesan 1 porsi saja ya.” Kata Hyunlie
pada pelayan. Tiba-tiba Key duduk dibangku didepan Hyunlie dan menyela.
“Jangan dikurangi. Dia tetap pesan 2 porsi. Untuk aku dan dia.” Kata Key
cepat. Kembali pelayan itu menulis pesanan Hyunlie.
“Ada yang lain mungkin??” tanya si pelayan. Key menggeleng dan pelayan itu
kembali kebelakang. Kini Hyunlie terbengong-bengong karena Key berada
didepannya. Saat ini juga. Ia melihat Onew mendengus kesal dan pindah duduk
disebelahnya.
“Kau??” kata-kata Hyunlie seakan terbata. Key yang duduk didepannya sedang
menatapnya tajam. Tapi kemudian Key tersenyum.
“Hei kau! Mana katanya mau mengembalikan handukku yang waktu itu aku
pinjamkan padamu??” Key langsung to do point. Hyunlie memutar kedua bola
matanya. Ia mengira Key akan menanyakan yang lain padanya. Hyunlie sampai lupa
kalau handuk Key masih ada padanya sejak kejadian 3 minggu yang lalu. Hyunlie
asyik sendiri sih dengan Onew.
“Ada masih dirumah. Mianhae ya. Besok waktu sekolah pasti kubawa. Kau
sendiri??” tanya Hyunlie kemudian. Donat mereka sudah datang.
“Ne, aku sendiri saja. Kau?? Ah kau bersama pacarmu ya??” tebak Key. Membuat
Onew berdecak bangga seakan ia ada disana. Dilihat oleh Key.
Hyunlie melihat Onew. Lalu ia menjawab, “ah, aniya aku tidak bersama
pacarku. Lagian aku tidak punya pacar.” Kata Hyunlie sambil melihat lagi ke
Onew. Kini Onew termangu kesal. Kan memang benar Hyunlie tidak punya pacar dan
apa maksudnya Onew dari tadi kesal dengan Key??
Key tersenyum kemudian ia menanyakan sesuatu pada Hyunlie. “Hei, kau? Kau
kok tidak pernah lari-lari pagi lagi?? Aku jarang sekali bertemu denganmu.
Disepanjang jalan menuju sekolah kau mengapa selalu tidak ada?? Kau berangkat
jam berapa?” tanya Key berbondong. Ini semakin membuat Hyunlie kembali teringat
akan pertama kali Key mengajaknya naik mobil sportnya. Rasanya ia flashback.
Hyunlie pasti sudah tahu jawabannya. Kalau ia sering diantar oleh Onew.
Dengan menghilang dan terbang secepat kilat tentunya. Seperti tadi saat ia
berangkat ke mall, ia naik kepundak Onew dan terbang cepat sekali. Hyunlie
masih terdiam lalu ia memutar otak untuk menjawab semua bertanyaan Key. Sambil
mengambil donat yang berlapis cream coklat ia menjawab pertanyaan Key.
“Hmm..aku sudah terbiasa bangun pagi-pagi sekali. Dan aku tidak mau
lari-lari pagi seperti yang kau bilang itu. Aku tidak pernah telat sekarang.”
Hyunlie berbohong dan tanpa disadari Key menggambil sapu tangan pinknya dan
mengelap sudut bibir Hyunlie yang belepotan karena cream coklat dari donat.
Key tersenyum dan memberikan sapu tangan pinknya pada Hyunlie. “Kalau makan
jangan sambil berbicara. Kau lucu sekali.” Key terkekeh pelan dan menatap
Hyunlie lagi. Hyunlie jadi salah tingkah. Dan itu semakin membuat Onew panas
akannya. Lho? Genie bisa merasakan cinta juga kah?
***
“Hyunlie. Aku mau curhat denganmu. Maukah kau mendengarkanku??” tanya Onew
suatu hari pada Hyunlie. Ia jadi was-was setiap kali Hyunlie bersama dengan
Key. Ia merasa tidak terlalu diperhatikan dengan Hyunlie. Karena sekarang,
Hyunlie banyak mengahabiskan waktunya bersama Key. Dan yang patut diketahui Key
diam-diam menyukai Hyunlie. Onew tahu itu namun ia tidak pernah bilang pada
Hyunlie. Ia terlalu takut untuk kehilangan Hyunlie. Perasaan apakah ini?
“Ne, kau mau curhat tentang apa??” jawab Hyunlie yang masih sibuk dengan
novel favoritnya, Sherlock Holmes.
Onew mendekati Hyunlie yang duduk disisi ranjang dan ia duduk disamping
Hyunlie juga. Perlahan Onew menyentuh pundak Hyunlie. Hyunlie masih belum
bergeming. Ia masih sibuk dengan novelnya.
“Hyunlie-ah. Kau tahu tidak?? Aku sering sekali merasakan hal yang aneh pada
diriku. Tapi aku terlalu lemah untuk itu Hyunlie? Kau tahu itu apa?” Onew
membuka pembicaraan.
Hyunlie membalik halaman selanjutnya dan ia menjawab, “mungkin kau sakit.
Mungkin juga hanya perasaanmu saja. Tapi apakah genie mempunyai rasa? Seperti
sakit?”
Onew menghembuskan nafasnya dekat sekali dengan pundak Hyunlie. membuat
Hyunlie sedikit kegelian. “Jangan bernapas pundakku,Onew.” Tegur Hyunlie.
“Mianhae. Bukan itu. Terkadang perasaan ini datang saat kau dengan Key
sedang bersama. Dadaku rasanya sesak sekali Hyunlie-ah. Apa kau tahu itu apa??”
tanya Onew polos. Penuh dengan kepolosannya. Sebagai seorang genie ia mulai
bisa merasakan apa yang dirasakan oleh manusia. Mungkin karena ia baru bertemu
dengan majikan yang baik hati dan majikan itu juga seorang yeoja yang cantik
dan sederhana.
Hyunlie menoleh ke Onew. Ia membulatkan mata indahnya dan melanjutkan
membaca. “Mungkin hanya perasaanmu saja Onew.” Kata Hyunlie cepat. Seakan pertanyaan
Onew itu adalah angin lalu. Onew yang sedari tadi merasa tidak dipedulikan
langsung membuat novel Sherlock Holmes Hyunlie terbang, tertutup dan tergeletak
di meja belajarnya.
Onew langsung membalik tubuh Hyunlie untuk berhadapan dengannya. Memegang
kedua bahu Hyunlie. Dengan jarak sedekat ini Onew dan Hyunlie bisa merasakan
nafas mereka satu sama lain. Onew menatap dalam mata Hyunlie. Onew hanya ingin
Hyunlie memperhatikannya.
“Sebentar saja dengarkan aku. Jawab pertanyaanku Hyunlie-ah. Perasaan apa
ini? Dadaku sesak bila melihatmu dengan Key sedang bersama, mianhae aku
bersikap seperti ini.” Kata Onew dengan air muka yang sedih bercampur dengan
kepolosannya.
“kau..kau..bisa merasakan itu??” tanya Hyunlie tidak percaya sambil tetap
menatap mata Onew.
“apa? Sesak itu? Aku bisa. Tapi aku tidak tahu itu apa?” Onew yang memang
benar-benar polos untuk genie sepertinya, masih sangat penasaran dengan apa
yang sedang ia rasakan.
“kau merasa cemburu Onew. Kau cemburu denganku.” Hyunlie mencoba memahami perasaan
Onew. “Mianhae aku tadi tidak mendengarkanmu dengan serius. Kau..kau..merasakan
cinta? Dari sini??” kata Hyunlie seraya memegang dada Onew dengan tangan
kirinya. Onew memejamkan mata mencoba merasakan semua apa yang ia inginkan
selama ini. Walaupun Hyunlie sudah sering bersamanya ia belum pernah merasakan
hal se-nyaman ini bersama Hyunlie.
“iyakah? Itu disebut cemburu? Dan aku merasakan cinta juga?? Padamu??” tanya
Onew sekan menangkap arti dari ucapan Hyunlie. Mata Onew berbinar. Ia perlahan
mendekati wajah Hyunlie.
Hyunlie yang seakan terhipnotis lalu menutup matanya perlahan. Sebuah bibir
lembut dan hangat menyentuh bibirnya. Mereka berciuman. Hyunlie mencoba
mengimbangi gerakan bibir Onew. Onew tidak sadar dengan apa yang ia lakukan.
Baginya itu yang ia sering lihat bila melihat seseorang lain menyatakan cinta
untuk kekasihnya. Hyunlie tak bergeming dengan perlahan ia menaruh kedua
tangannya melingkar dileher Onew. Onew juga melingkarkan tangannya dipinggul
Hyunlie. Seperti dimabuk cinta tak terasa mereka berdiri tapi masih tetap
berciuman. Lama sekali... hingga...
Blushhhh!!!
Seorang raja genie termashyur dan tampan muncul. Melihat apa yang Onew dan
Hyunlie lakukan raja itu menggerakkan tangannya dan membuat Onew menjauh dari
Hyunlie. Hyunlie yang tersadar akan kedatangan raja genie tersebut memilih
mundur dan shock. Ia melihat Onew menjauh darinya.
“Onew!!” suara raja itu lantang menggelegar ruang kamar Hyunlie. Ia terlihat
sangat tidak suka dengan apa yang dilakukan Onew pada Hyunlie.
“Raja Choi Minho!” kata Onew tersentak kaget.
“Kau telah melanggar apa yang
seharusnya genie dan manusia tidak boleh lakukan! Kau seharusnya tidak
melakukan hal ini Onew!!” sergah raja Minho. Ia terlihat tidak suka bila bangsa
sepertinya melakukan yang dilanggar. Apalagi dengan seorang manusia.
“Raja?? Choi Minho?? Kau raja genie?? Ini bukan salah Onew!” kata Hyunlie
tegas mencoba membela Onew.
“Bukan salah Onew? Tapi kau lihat sendirikan, dia menciummu. Tidakkah kau
menyadari bahwa ia adalah bangsa genie sedangkan kau manusia. Tidak seharusnya
kalian melakukan hal seperti ini.” Kata raja Minho tegas.
Hyunlie masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia telah melakukan
hal yang seharusnya tak ia lakukan. Ia bahkan sempat lupa kalau Onew adalah
genie. Hyunlie menatap Onew, ia merasa bersalah. Tak seharusnya ia juga mau
dicium oleh Onew.
“Tolong raja! Jangan hukum Onew!! Kalau Onew dihukum aku siap dihukum juga.
Karena yang bersalah bukan Onew, tapi aku.” Kata Hyunlie lantang. Yang membuat
raja Minho terbelalak kaget. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh anak
manusia ini.
“Maksudmu??”
“Manusia juga memiliki naluri, nafsu dan perasaan. Begitu juga dengan
bangsamu, genie. Raja kumohon jangan hukum Onew. Aku yang membuatnya begitu
mencintaiku raja. Mengertilah, kumohon...” tangis Hyunlie memecah. Onew mencoba
mendekati Hyunlie. Tapi tertahan oleh kekuatan raja Minho.
“Hyunlie-ah...!!!” teriak Onew.
Tapi sebenarnya semuanya hening hanya tangisan Hyunlie yang memecah ruangan
tersebut. Karena bangsa genie tidak akan terlihat oleh mata kasat selain mata
Hyunlie.
“aku akan membawa Onew kembali kedunia genie. Ia akan aku hukum. Ini memang
adalah ketentuan dari bangsa kami. Maaf mungkin cinta kalian memang terlarang.
Karena kalian dari wujud dan alam yang berbeda. Kau nyata sedangkan Onew adalah
imajinasimu.” Raja Minho menggerakkan tangannya dan hilanglah mereka berdua.
“Oneeeeeeeeeeeeeeeeeewwwwwwwwwww!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“Hyunlie-ah!! Bangunlah!!! Sudah pagi. Waktunya kau sekolah! Cepat.
Kau tidak mau terlambatkan?? Cepatlah mandi!” itu suara kakaknya,Kim Jonghyun.
Hyunlie segera membuka matanya lebar-lebar. Barusan apakah ia bermimpi? Ia
mencari-cari lampu teko tersebut. Tapi ia tidak menemukannya. Berarti ia hanya
bermimpi?? Onew hanyalah mimpi??
***
Hyunlie baru saja turun didepan gerbang sekolahnya. Hyunlie diantar oleh
Jonghyun. Padahal dalam mimpinya ia bertemu dengan Key yang mengajaknya
berangkat bersama. Ia sangat tidak bersemangat pagi ini. Dengan wajah kusut ia
berjalan melewati lapangan basket sekolah. Ia melihat sekilas teman-teman
namjanya sedang bermain basket. Ketika ia melewati tiba-tiba sesuatu menimpa
kepalanya keras. Buggh!!! Dan semuanya gelap.
“Dia siuman! Dia siuman!!”
“Jangan keras-keras Taem!! Heii! Kau tidak apa-apa??”
“Sepertinya dia membutuhkan nafas buatan.”
“Hei Key! Jangan aneh-aneh. Kau kira dia pacarmu??”
Hyunlie mencoba membuka kedua kelopak matanya dan melihat disekelilingnya.
“Aku dimana ini??” Hyunlie bangun terduduk sambil memegang pelipisnya.
“Pusing!!”
“Sudah! Kau sedang di UKS. Tadi tidak sengaja temanku melempar bolanya
terlalu keras sehingga memantul dan mengenai kepalamu. Mianhae ya.” Kata
seorang namja yang paling tinggi dan bermata belo.
“Haii!! Aku Lee Taemin! Namamu siapa??” tanya Taemin yang wajahnya mirip
sekali dengan bayi. Rambutnya di blonde sungguh sangat menawan.
“Aku Hyunlie. Kim Hyunlie.” jawab Hyunlie sambil memaksa senyumnya. Ia masih
merasakan sakit yang teramat.
“Oh.. Hyunlie. Nah kalau begitu kenalkan aku Choi Minho dan ini Kim Kibum.”
Minho mengenalkan diri.
“tepatnya Key ya.” Kata Key sambil megedipkan sebelah matanya.
“Minho?? Key??” tanya Hyunlie. Ia teringat akan mimpinya. Bertemu dengan
teman sekolahnya sendiri yang bernama Key. Yang memberikannya tumpangan menuju
sekolah, meminjaminya handuk, parfum, menyeka cream coklat disudut bibirnya,
bercanda, dinginnya, mata tajamnya. Ternyata ia benar-benar ada. Tapi tidak
seperti yang dimimpinya. Ia lebih, hmmm bisa dikatakan genit. Hihi.
Juga Choi Minho. Dia kan raja genie yang waktu itu tiba-tiba datang untuk
membawa Onew kembali kedunia genie. Yang membuat Hyunlie menangis, sedih akan
kehilangan Onew. Dan dia juga nyata?? Tapi ia lebih sopan dan ramah sekali. Ia
bukan raja genie yang tega memisahkan Onew dengannya. Hmm..apakah Onew juga
nyata??
“kau mengenali kedua temanku ini?? Kenapa aku tidak??” kata Taemin
tiba-tiba. Key menjitak kepala Taemin pelan. Tapi sukses membuat Taemin
meringis.
“pabooo!!! Diam kau Taem!” kata Key.
Sebenarnya Key dan Minho juga bingung dan sempat kaget, mengapa Hyunlie
seperti sudah pernah mengenali nama mereka berdua. Apakah mereka pernah
berjumpa??
“Hei masuklah tofu!!” panggil Key dari dalam.
Dan datanglah seorang namja berkulit pipi lembut dan tembem seperti tofu,
bermata sipit, dan Hyunlie mengenalinya. Ia kenal dengan mata dan bibir itu.
“Onew???!!” kata Hyunlie shock dengan semua yang ia lihat. Ini benar-benar
seperti kenyataan? Apakah ia memang adalah Onew??
“Kau mengenalinya juga?? Huh?” Taemin memelas lagi. Mengapa ia tidak terlalu
dikenal oleh Hyunlie. Sedangkan Hyunlie sepertinya sudah pernah mengenal ketiga
teman Taemin ini.
“Kau mengenaliku?? Tapi baru saja aku bertemu denganmu?” tanya Onew. Ia
masih takut bila Hyunlie nanti menyalahinya, gara-gara bola basket yang ia
lempar mengenai kepala Hyunlie.
Key, Minho dan Taemin hanya melongo. Karena tiba-tiba Hyunlie bangun dan
memeluk Onew. Dan yang membuat mereka tidak percaya ketika Hyunlie mencium
bibir Onew dan sukses membuat pipi Onew yang seputih tofu berubah menjadi merah
tomat.
“Onew!!! Akhirnya kita bertemu kembali! Aku kangen sekali! Jeongmal
saranghaeyo Onew. Jangan tinggalkan aku lagi!!” kata Hyunlie seraya memegang
tangan Onew.
“Em..em..ak..aku..??” Onew yang tidak tahu apa-apa merasa ada yang aneh
dengan Hyunlie. Apalagi setelah tadi Hyunlie mendaratkan ciuman pertamanya
dibibir Onew. Sepertinya ia pernah merasakan hal ini sebelumnya. Seperti De
Javu.
“jangan-jangan Hyunlie jadi begitu, gara-gara bola lemparan Onew tadi??”
kata Minho.
“huh!! Dasar Onew! Enak banget!” Key berkomentar.
“kalo gitu aku mau juga deh!!” lanjut Taemin. Membuat Minho dan Key
gemas,lalu menjitak kepala Taemin.
Onew yang bingung setengah mati berupaya agar Hyunlie mengetahui yang
sebenarnya bahwa ialah yang melempar bola, hingga Hyunlie pingsan.
“Mianhae..aku tadi melempar bola terlalu keras, hingga memantul kearahmu dan
mengenai kepalamu. Mianhaemnida.” Kata Onew sambil membungkukkan badannya.
Hyunlie yang merasa bahwa Onew tak mengingatnya dan Onew yang dihadapannya
bukanlah Onewnya, genie manisnya, membuat hati Hyunlie down dan hancur. Rasanya
ia salah besar mengikuti nafsunya. Kerinduan dan keinginan memiliki Onew.
“Ne, gwechana. Mianhae juga aku tadi tiba-tiba menciummu. Aku kira kau orang
yang sama. Ternyata tidak. Ya sudah aku mau kembali ke kelas. Gamsamnida.” Hyunlie
menenteng sepatunya dan kembali ke kelas.
Tiba-tiba Onew yang seperti dihipnotis langsung flashback mengingat kembali.
Kejadian kemarin, kemarin, kemarinnya lagi.....dan ia ingat! Dulu ia adalah
seorang genie! Yang dikutuk oleh raja Minho karena melanggar takdirnya sebagai
genie yang berani mencintai seorang manusia.
Ia mencintai manusia itu. Yeoja yang membebaskannya dari lampu teko. Yeoja
yang ia cium. Yeoja yang selalu ada didekatnya. Tapi itu semua sirna karena
raja Minho menghukumnya. Hingga Onew memutuskan untuk meminta ijin pada raja
Minho agar ia dirubah untuk menjadi manusia seutuhnya. Awalnya raja Minho
menolak mentah-mentah. Karena baru Onew-lah, genie yang meminta untuk dijadikan
manusia.
Pada akhirnya raja Minho mengijinkannya. Dengan kata lain, Onew harus
melupakan semua apapun yang ada dipikirannya. Termasuk kenangannya bersama
Hyunlie. Sehingga bila pikirannya kosong barulah ia dapat menjadi manusia
seutuhnya. Dan itupun terjadi saat ia bertemu kembali dengan Hyunlie. Ia tidak
mengingat semuanya tetapi karena ciuman itu dan cinta yang kuat. Onew
mengingatnya. Ingatannya kembali.
“Tunggu!” panggil Onew lagi. Sepertinya Onew telah mengingatnya.
Hyunlie yang sudah putus harapan, karena Onew yang ia temui bukanlah
Onew-nya malas berbalik dan mempercepat langkahnya.
“Tunggu! Tunggu tuanku!” panggil Onew lagi. Seketika Hyunlie membelalakan
matanya dan menoleh kebelakang. Hanya jarak beberapa langkah ia dengan Onew.
“Kau..kau mengingatku? Kaukah Onew-ku? Genie-ku?” tanya Hyunlie perlahan
mendekat kearah Onew.
Onew mengangguk keras. “ne, aku ingat sekarang. Aku ingat karena ciuman itu.
Memaksa ingatanku kembali. Kaulah yeoja yang aku cintai. Saranghae Hyunlie!”
Mereka pun berpelukan erat. Sangat erat sekali. Air mata mereka sama-sama
jatuh. Saling membasahi bahu satu sama lain. Yang tak terkira adalah pertemuan
yang sangat singkat tapi mampu merubah segalanya. Dan kau tahu yang apa
sebenarnya?? Pertemuan mereka dalam mimpi, telah menjadi kenyataan.
HOREEE~ selesai! ><
Mianhae ya :) kalo ada kekurangan. ini sebenernya mau dijadiiin sequel. tapi berhubung saya lagi suka banget sama FF oneshoot jadi saya bikin oneshoot ^^ eheyyy~
nanti pasti saya bakalan buat yang lebih baik dari ini lagi :)
READ, COMMENT, LIKE ! :D
PLEASE BANGET JANGAN DIPLAGIAT!!! KARENA SAYA SANGAT MEMBENCI ITU 3:)
Gamshamnida :)
Mianhae ya :) kalo ada kekurangan. ini sebenernya mau dijadiiin sequel. tapi berhubung saya lagi suka banget sama FF oneshoot jadi saya bikin oneshoot ^^ eheyyy~
nanti pasti saya bakalan buat yang lebih baik dari ini lagi :)
READ, COMMENT, LIKE ! :D
PLEASE BANGET JANGAN DIPLAGIAT!!! KARENA SAYA SANGAT MEMBENCI ITU 3:)
Gamshamnida :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar