Kamis, 22 September 2022

aku sudah selesai mencintaimu Jik

"Ternyata nggak semudah itu aku ngelupain kamu." Aku memulai pembicaraan kita. 

Sudah hampir satu jam, kita hanya berdiam. 
 
Kau dan aku bersebelahan di dalam mobilmu. 
 
Kau sibuk dengan ponselmu, aku sibuk dengan ponselku. 
 
Ini pertemuan kita yang pertama setelah kita lama tidak berjumpa. 
 
Pada akhirnya kita saling memutuskan untuk bertemu kembali, untuk saling menjelaskan perasaan kita.

"Maaf ya aku jadi canggung gini. Jujur aku kangen banget sama kamu. Jujur aku juga susah buat lupain kamu, lupain kita." Tanganmu meraba punggung tanganku. 

Kita saling bertatapan. 
 
Sedih rasanya karena benar-benar selama ini ternyata kita saling merindu.
 
Tapi nyata-nya tak ada yang benar-benar saling menghubungi, Semuanya serasa dikubur dalam-dalam oleh ego masing-masing.
 
Tangan kita saling menggenggam. 
Erat.
 
Seperti kembali ke masa itu, dimana kau dan aku sering sekali menghabiskan waktu bersama

"Aku sering banget stalking sosmed kamu." katamu.

Aku tersenyum.
 
Jadi selama ini kita cuma egois saja?

"I do the same. Aku sering buka chat lama kita di direct message, mengetik panjang lalu menghapusnya. Aku sering banget pengen nge-DM kamu, tapi aku takut. Takut kamu ganggu kamu." 

"Ganggu apa? Kenapa sih kita ini haha." Kau melempar pandangan kedepan dan tertawa. "Sambil jalan yah?" Kau mulai mengemudikan mobil dan tanganmu kembali menggenggam tanganku. Dan tidak aku tepis.

Kau melanjutkan ceritamu, 
 
"Kamu sama aku itu sama-sama gengsi aja sebenernya. Egois sama perasaan kita masing-masing. Kita saling sayang tapi waktu itu bingung mau gimana. Jadi inget waktu aku mutusin buat ngelanjutin sekolahku, dan waktu aku nyampe kota ini, aku selalu berharap ketemu kamu. Sayang banget kayaknya Tuhan punya rencana lain. Aku gak pernah lihat kamu sama sekali." 

"Ya, Bagaimana bisa aku dan kamu berada di satu kota yang sama saat itu. Kita aja udah kaya orang asing satu sama lain, lama lost contact."

aku tersenyum melempar pandangan ke handphone mu yang tiba-tiba bergetar. 

"pacar kamu tuh nyariin."

"hmmm enggak kok." sambil segera memencet tombol off.

"nggak perlu sembunyi atau bohong dari aku kok. i know all about you. kan selama ini aku stalking kamu."

"kamu tahu kalau aku sama si..."

"kamu macarin mantan tunangan temen kamu, dan pacar kamu yang sekarang lagi jauh disana. aku tau semua."

aku melepas genggaman tangan kita.

"aku rasa, aku udah selesai kok ngerasain hal kayak jatuh cinta gitu ke kamu Jik. kayak rasa yang pengen banget bikin aku jatuh cinta dan sayang ke kamu udah hilang, sekarang aku cuma happy aja kita bisa keep in touch lagi kaya gini. saling ngertiin satu sama lain dan berdamai dengan apa yang udah terjadi di masa lalu."
 
aku tersenyum memandang keluar, kau menekuk mukamu. 
 
"kamu serius udah nggak ada rasa ke aku?"
 
"ya aku capek sih kalau jatuh cinta sendiri, cukup 3 tahun kemarin aku ngerasain sendirian jatuh cinta ke kamu."
 
"tapi aku kan juga jatuh cinta sama kamu, sayang aja kita lost contact dan gak ketemu."
 
aku menatapnya dan tersenyum.
 
"tapi perasaanku ke kamu sudah selesai Ajik. sekarang kita sudah sama-sama mencintai orang lain. ini waktunya untuk kita saling memahami bahwa nggak ada yang bisa diharapkan lagi."
 
dan akhirnya kita berdiam-diamanselama perjalanan, sampai akhirnya kau berhenti di sebuah parkiran pinggir pantai. 
 
"maafin aku yah, aku menjadi pecundang selama ini. nggak bisa ungkapin apapun ke kamu, sampai harus aku kenalin ke seniorku dan marah ke kamu untuk hal-hal yang gak penting waktu itu. mengubur semua rasa dan gak peduli sama perasaan kamu."
 
aku menghadapkan diri ke arahmu, memeluk tubuh bidangmu yang hangat. tanganmu melingkar dan kamu menangis di bahuku. 

"Ajik, it's strange how my mind still reminiscing the good old days and how i can still feel the broken pieces. but that's okay, all my feels for you are over~ . i still love you as a friend."

aku mengusap punggungnya, kau terisak. 

"can i back to you?" tanyamu dalam pelukan. 

aku menggelengkan kepalaku dan melepas pelukan kita. 

"we can't be back together, i think i'm done with you dear. terima kasih untuk yang kemarin."

aku mengusap air matamu. 

aku tahu ini bukan dirimu, bukan dirimu yang aku kenal. 
 
hanya hal sepele, kita yang tidak bisa bersama kau rela menangis. 
 
aku rasa ini hanyalah perasaanmu yang menginginkan kita kembali tapi tidak akan pernah bisa terulang kembali.
 
akhirnya kita sama-sama memaafkan dan berjanji untuk mencintai pasangan kita masing-masing. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar