Selasa, 9 Oktober 2018
Masih ingat nggak setahun kemarin adalah hari pertemuan kedua kita. Iya saat itu kita masih sangat dekat, tetapi disisi lain aku juga takut akan semua hal ini. Dan benar adanya, hari ini kita tidak berhasil mempertahankan apa yang kita sudah mulai.
Masih ingat nggak setahun kemarin adalah hari pertemuan kedua kita. Iya saat itu kita masih sangat dekat, tetapi disisi lain aku juga takut akan semua hal ini. Dan benar adanya, hari ini kita tidak berhasil mempertahankan apa yang kita sudah mulai.
Hari itu kau mengabariku bahwa kau sudah di Gianyar. Kita saling ingin bertemu tapi tak mungkin bagiku, karena aku sedang kuliah hingga sore saat itu. Maunya aku menghampirimu, tapi kau bilang tak usah karena jauh. Padahal hitungannya hanya 1 jam perjalanan dari Denpasar.
Malamnya kau mengabariku kalau kau sudah ada di Kepaon. Mengajakku keluar untuk makan malam dan jam sudah menunjukkan pukul 21.00 . Tapi karena aku juga ingin bertemu denganmu, ku iya kan.
"Makan yuk, jangan lupa dandan biar cantik."
Kubaca pesanmu dan aku tersenyum, aku segera bersiap.
Sengaja setelah selesai aku berangkat menuju tempatmu walaupun kau belum bilang kalau kau sudah siap. Karena aku sudah tahu jarak perjalanannya dan jujur saja aku tidak mau membuat kau menunggu.
Sampai disana aku menunggumu agak ya lumayan yah, aku menunggumu didepan ATM dekat tempatmu. Beberapa kali orang-orang lewat sana, "Mbak mau duluan?" "Mbak sendirian aja?"
Sembari menunggumu, aku bermain dengan ponselku dan mengawasimu dari kaca spion ku.
Betul saja aku deg-degan ketika kau bilang akan kedepan dan aku melihatmu dari spionku.
Tapi yang membuatku tidak habis pikir, kau berjalan lurus tanpa 'ngeh' ada aku disitu. Hahaha. Ya ampun, aku biarkan saja dan menunggumu berbalik. Jelas saja aku mengerti ternyata kau memang sedang tidak fokus karena badanmu sedang sakit.
Aku sudah melarangmu untuk keluar malam ini, tapi kau kekeuh ingin keluar bersama. Aku menawarkan untuk memboncengmu tapi kau menolaknya, jadilah ini pertama kalinya kita berboncengan.
Pertama kita ke apotek untuk membeli obat. Ini lagi kejadian lucu, kau sampai lupa membawa dompetmu. Aku tertawa kecil lalu membiarkanmu memakai uangku terlebih dulu.
Kau sebenarnya ingin sekali Pempek. Ya makanan kesukaanmu. Tapi berhubung sudah malam, jadi kita hanya makan seadanya. Mungkin dilain waktu kita bisa makan Pempek bareng?
Kemudian kita bingung mencari makan apa malam ini, karena rata-rata sudah tutup. Jadi tiba-tiba saja kita sampai di Surabi Sudirman. Ya, ini second date kita berdua. Di Surabi Sudirman, kau memesan makanan aku hanya jeruk hangat. Karena aku tadi sebelumnya sudah memesan bihun di go-food. Kau menyuruhku mengicipi surabi kesukaanmu, keju pisang susu.
Kita bercerita santai, sambil kau tetap melahap makananmu. Aku senang menemanimu makan malam ini. Kau bercerita kegiatan apa saja yang akan kau lakukan nanti dan kapan kau akan kembali ke markasmu. Aku juga selalu senang saat kau bercerita tentang apa saja pekerjaanmu. Sayangnya aku hanya takut kita bercerita tentang perasaan kita, karena aku dan kau sudah se-nyaman ini.
Kau mengambil beberapa gambar untuk kau kirim ke salah satu grup di whatsapp mu. Kita duduk bersebelahan, aku beberapa kali memegang tengkuk dan dahimu memastikan kau baik-baik saja, karena kau bilang kau demam.
Setelah makan, kita pulang. Diperjalanan aku mengabadikan foto. Karena ini pertama kalinya kau memboncengku. Aku memasukkan tanganku ke dalam saku jaketmu, karena bulan Oktober anginnya sangat dingin, apalagi dimalam hari. Bodohnya aku tidak memakai jaket. Dan kesalnya, kau melakukan hal yang membuatku tak bisa melupakannya sampai hari ini, Kau memegang kakiku saat dijalan. Huhu, kesalnya sampai tak bisa kutepis.
Sampai disana aku menyuruhmu istirahat. Aku pulang dan hatiku kembali sepi. Tapi senang sekali malam ini kita saling menyempatkan waktu. Saat pulang pun kau masih saja video call, memastikan aku sudah pulang. Aku berdoa malam itu agar kau segera sembuh dan kita lekas bertemu kembali di pertemuan kita yang ketiga.
Tapi sayangnya aku hanya bisa mengenang, ini adalah setahun dari pertemuan kedua kita. Cukup sedih mengenangmu, tapi terima kasih sudah pernah singgah.
Pertama kita ke apotek untuk membeli obat. Ini lagi kejadian lucu, kau sampai lupa membawa dompetmu. Aku tertawa kecil lalu membiarkanmu memakai uangku terlebih dulu.
Kau sebenarnya ingin sekali Pempek. Ya makanan kesukaanmu. Tapi berhubung sudah malam, jadi kita hanya makan seadanya. Mungkin dilain waktu kita bisa makan Pempek bareng?
Kemudian kita bingung mencari makan apa malam ini, karena rata-rata sudah tutup. Jadi tiba-tiba saja kita sampai di Surabi Sudirman. Ya, ini second date kita berdua. Di Surabi Sudirman, kau memesan makanan aku hanya jeruk hangat. Karena aku tadi sebelumnya sudah memesan bihun di go-food. Kau menyuruhku mengicipi surabi kesukaanmu, keju pisang susu.
Kita bercerita santai, sambil kau tetap melahap makananmu. Aku senang menemanimu makan malam ini. Kau bercerita kegiatan apa saja yang akan kau lakukan nanti dan kapan kau akan kembali ke markasmu. Aku juga selalu senang saat kau bercerita tentang apa saja pekerjaanmu. Sayangnya aku hanya takut kita bercerita tentang perasaan kita, karena aku dan kau sudah se-nyaman ini.
Kau mengambil beberapa gambar untuk kau kirim ke salah satu grup di whatsapp mu. Kita duduk bersebelahan, aku beberapa kali memegang tengkuk dan dahimu memastikan kau baik-baik saja, karena kau bilang kau demam.
Setelah makan, kita pulang. Diperjalanan aku mengabadikan foto. Karena ini pertama kalinya kau memboncengku. Aku memasukkan tanganku ke dalam saku jaketmu, karena bulan Oktober anginnya sangat dingin, apalagi dimalam hari. Bodohnya aku tidak memakai jaket. Dan kesalnya, kau melakukan hal yang membuatku tak bisa melupakannya sampai hari ini, Kau memegang kakiku saat dijalan. Huhu, kesalnya sampai tak bisa kutepis.
Sampai disana aku menyuruhmu istirahat. Aku pulang dan hatiku kembali sepi. Tapi senang sekali malam ini kita saling menyempatkan waktu. Saat pulang pun kau masih saja video call, memastikan aku sudah pulang. Aku berdoa malam itu agar kau segera sembuh dan kita lekas bertemu kembali di pertemuan kita yang ketiga.
Tapi sayangnya aku hanya bisa mengenang, ini adalah setahun dari pertemuan kedua kita. Cukup sedih mengenangmu, tapi terima kasih sudah pernah singgah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar