Sekarang kita saling berhadapan
Kau dengan senyum manismu menggenggam tanganku dan menciumnya berkali-kali
Dari balik punggung kau mengambil sebuah kotak
Ya, seperti drama yang ku lihat di televisi.
Layaknya seseorang kekasih yang akan melamar si perempuannya.
Aku tersenyum malu. Kau masih menatapku dan menyematkan cincin manis itu di jari kananku
"Aku tahu kita bukan sepasang kekasih. Aku tidak tahu harus menyebut ini apa. Tapi pakailah dulu. Aku belum tahu kapan bisa menepatinya, tapi aku ingin kau tahu aku sangat menyayangimu."
Kita saling mendekat. Kau menarik bahuku dan memelukku.
"Kumohon tetap disini sampai waktunya tiba. Aku benar-benar bingung saat ini. Aku ingin memilikimu tapi aku bingung dengan kenyataanku. Aku tidak mau kehilangan orang sepertimu. Sungguh."
Kali ini kau memelukku lebih erat.
Aku mengelus punggungmu, berusaha bilang pada diri sendiri. 'Mungkinkah aku menunggumu?'
Aku tersenyum. "Sudahlah jangan khawatir, apa yang sudah menjadi milikmu tak akan kemana. Tapi bila suatu saat kita dipisah, ingatlah aku sebagai orang yang pernah ingin kau miliki."
Kau makin memelukku erat. Kau menangis dipelukanku.
"Jangan menangis jagoan. Kita dipertemukan Tuhan pasti dengan berbagai alasan. Entah kita saling memberikan pelajaran atau kita akan berakhir bersama selamanya. Tenanglah aku juga menyayangimu." Aku mengelus punggungnya menenangkannya.
Kau melepas pelukan dan mencium keningku dalam-dalam.
Aku masih tidak percaya.
Didepanku ada orang yang mencintaiku dan aku pun mencintainya.
Tapi mengapa ada batas 'Bingung' antara kita.
Kau bingung dengan kenyaataanmu. Aku bingung berapa lama aku harus menunggumu.
Kau menggelengkan kepalamu. Menyatukan keningmu dengan keningku.
"Sungguh, bagaimana ini bisa terjadi. Aku masih belum bisa memastikannya. Izinkan dirimu lebih lama tinggal. Jangan pergi."
Aku mengusap air matamu. Aku tahu dirimu.
Tak lama, Kita saling bertaut dan melepas semua kesedihan. Dibalut air matamu, kau enggan melepas dan aku hanya membiarkannya semakin lama. Setelahnya kita masih bertatapan.
"Aku akan ada disini untukmu." kataku.
Sekali lagi kau memelukku, "Terima kasih banyak. Terima kasih."
Dan akhirnya kita tidak saling kehilangan.