Minggu, 28 April 2019

Ayah dan Si Putri Sulung

Siang yang panas, aku duduk-duduk dengan Ayah sembari menunggu belanjaan.
Aku sibuk dengan handphone ku, Ayah sibuk dengan handphone nya.
Aku tahu ayah adalah tipikal orang yang cuek sebenarnya, namun ia diam-diam memperhatikan anak-anaknya. Yang aku tahu, Ayah hanya ingin melihat anak-anaknya kelak sukses dan bahagia. Lewat adikku, aku tahu bahwa Ayah sebenarnya mengkhawatirkanku

Ayah pernah bilang pada adikku

"Coba tanya kakakmu pelan-pelan, sebenarnya siapa yang sedang dekat dengan mbakmu?"

Saat aku diceritakan hal tersebut oleh adikku, aku hanya bisa tertawa.

Ayah ada-ada saja.

Siang ini pun tiba-tiba ayah menanyakan sesuatu yang sepertinya masih membuatnya penasaran.
Ini tentang siapa yang sedang mendekati putri sulungnya.
Siapa yang sudah mencuri hati putri sulungnya?
Siapa yang sudah bisa menggantikannya untuk menafkahi?
Siapa yang sudah bisa membuat putrinya jatuh cinta?

Ayah hanya ingin tahu.

"Sebenarnya, mana yang serius sama kamu?"

Aku terdiam sebentar, kaget dengan pertanyaan ayah. Lalu aku tersenyum.

"Ayah, semuanya teman. Belum ada. Kalaupun ada aku belum yakin. Sabar ya yah, kalau orangnya ada aku akan kenalkan ke Ayah."

Ayah tersenyum.

"Iya tidak usah terburu Ayah cuma ingin tahu."

Aku mau menangis saja saat itu. Seakan ayah menanyakan :

Sudahkah ada yang menggantikanku?
Untuk menjagamu
Memberi semua apa yang kamu inginkan.
Mecintaimu
Mengasihimu
Membimbingmu
Membuat kamu bahagia disisa usiamu?

Aku menyeka air mataku dan menyembunyikannya dari Ayah.

Aku janji pada diriku sendiri aku akan menemukan orang itu, atau aku yang ditemukan olehnya atau kami yang akan di pertemukan dengan skenari-Nya.

Yang jelas, aku yakin sebentar lagi.

Sayangnya, beberapa orang yang dekat denganku dari patah hati terakhirku kemarin, aku belum yakin pada mereka.

ada yang datang dan menawarkan semuanya, sayangnya aku belum bisa bertemu dengannya secara langsung.

ada yang datang bilang sebenarnya dari awal dia sudah memilih aku, sayangnya aku belum bisa menentukan.

ada yang baru kenal tapi sudah mantap hatinya padaku,memohon bahkan. sayangnya aku tak bisa yakin.

lagi-lagi karena yakinku.

ada yang aku yakini sebagai orang terakhir, hanya saja dia cuma lewat dan belum waktunya. aku hanya bisa mensyukuri orang-orang yang aku temui. mungkin pada akhirnya aku hanya bisa menjadikan mereka pelajaran.

ada orang yang selalu aku sebut namanya dalam doa.
namun aku juga berharap aku dapat jatuh cinta dengan orang pilihan-Nya.

Allah berjanji dan aku meyakini.

Ayah, jangan khawatir. sebentar lagi mungkin dia datang.

Dan untuk kamu yang masih belum kuketahui siapa, semoga lekas bertemu ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar