Pertama ketemu kamu aku takut banget. Takut
setakut-takutnya, kalau nanti kamu bisa merampas hatiku. Karena kamu,
aku jadi takut jatuh cinta lagi.
Kalau memang semesta me-Restu-i aku
dan kamu, rasanya tidak ada yang tidak mungkin. Sekarang aku percaya,
menyisipkan rasaku pada jarak adalah belajar untuk sabar,ikhlas dan
percaya. Walau aku belum tahu akhirnya seperti apa,karena kurasa
semuanya belum pasti.
Aku tahu rasanya jarak, aku tahu rasanya rindu
aku tahu rasanya sesak menahan semua itu. Namun aku yakin bila sama-sama
berjuang,rasanya semua itu mudah.
Namun sampai detik ini saja, Aku belum yakin, karena aku belum melihat perjuanganmu untukku.
Terlebih, aku sudah berani membuka pintu itu
mempersilahkan kamu masuk dengan kunci yang kamu bawa, kunci yang
berhasil kamu temukan yang pernah aku lempar jauh-jauh dan tenggelam
didasaran, berharap orang yang berhasil menemukannya adalah orang yang
memang Tuhan kirimkan buatku,menjadi imamku.
Tapi aku belum tahu
apakah orangnya kamu, atau kamu hanya sekedar mampi saja dan memberiku
pelajaran yang dapat aku ambil hikmahnya.
Kamu berani masuk dan
mengobarak-abrik seluruh hatiku, mencariku setiap saat, memberi
perhatian dan aku menangkapnya sebagai rasa yang harus ku kontrol agar
tak berlebihan, namun susah.
Aku sudah ditahap, sayang. Namun aku
terlalu takut untuk lebih (jatuh cinta) terlebih takut menjatuhkan
hatiku untukmu. Karena kurasa akan sia-sia saja. Cukup terakhir kemarin
aku kecewa, jangan dua kali. Jangan. Terlebih kecewa karena kamu.
Cukup terakhir kemarin aku terluka, baru saja sembuh. Jangan dua kali. Terlebih terluka karena kamu
Dan... Kalau kamu memang orangnya, aku yakin kamu
tidak akan mengecewakan aku, kamu adalah orang yang kuanggap beruntung.
Setelah aku menutup pintu hatiku rapat-rapat, aku berani membukanya
kembali demi kamu. Tapi, sayangnya kamu hanya bertamu sebentar. Aku
terlalu rela menyuguhkan hati. Salahkah kita? Tidak. Yang aku tahu Tuhan
menitipkan rasa untuk kita berdua, sampai waktunya bilang 'Sudahlah
berhenti, salah satu diantara kalian belum siap'. Lalu aku menatapmu,
mengijinkanmu pergi.
Tak mengucapkan sepatah kata apapun, aku
merelakan kamu pergi ketempat lain. Karena, tak seharusnya kau
berlama-lama disini, aku sudah harus memastikan hubungan ini, tapi kau
enggan melangkah lebih.
Tapi bila memang Tuhan berkehendak lain,
mungkin ada orang yang lebih baik darimu. Kita cukup menjalani apa yang
sudah menjadi takdir-Nya, belajar sabar,ikhlas dan saling mendoakan
lebih baik.
Oh ya teruntuk kamu NOK yang sudah membuat aku jatuh
hati tapi ternyata hanya aku yang menginginkan lebih, tapi kau tidak...
terima kasih sudah pernah hadir membagi bahagia,duka,tawa,senyum,sedihmu
padaku. Terima kasih ya walau hanya mampir sebentar, kelak bila Tuhan
mengijinkan kita bersama semoga kita dalam keadaan yang lebih baik.
Sedih rasanya nggak dapet kabar kamu lagi. Jujur aku takut
mengungkapkan, hanya saja aku bawa kau lewat doa-doaku. Aku tidak bisa
mengambil hatimu, tapi aku usahakanmu lewat pemilik hatimu.
Kalau
kamu baca tulisan ini aku harap kamu ngerti, aku pernah jatuh hati
padamu seperti ini. Terima kasih sekali lagi, bakalan kangen denger
suaramu :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar