HAPPY INTERNATIONAL HIJAB DAY, all of
muslimah in the World. Keep istiqomah and Wear your Hijab.
Blog post kali ini aku bakalan
nyeritain tentang awal aku memakai hijab.
Sebenernya udah nulis lama sih.
Sayangnya ga sempet banget buat nerusin dan mau ngepost bingung kapan, soalnya
emang 2016 ini maunya rajin blogging. Kalau bisa ada 1 sampai 5 posts dalam
sebulan. Insya Allah, hehe.
Mulai yaaa…
Awalnya sih gatau dari mana. Sering banget pengen
pake hijab terus. Cuma masih belum siap. Apalah aku ini, padahal kan berhijab itu wajib. Niatnya sih pas
udah umur 20th pas, pengen niatin hijab terus. Lah tapi tak terjalani. Padahal ya
waktu Februari 2014 aku PKL sebulan di Rumah Sakit pakai hijab terus. Pas udah
selesai sih copot aja.
Banyak alasan atau belum menjemput hidayah ya. Hahaha.
Awalnya berat banget. Korat-karit make hijab. Ga betahan dan masih suka rambut
panjang. Faktornya ada banyak nih.
- Rambut kepotong pendek banget ga pede.
Awalnya keki banget. Rambut udah panjang terus rontok
pula. Siapa yang gak stres L . akhirnya memutuskan buat
potong rambut. Eh ya kok salon langganan ga paham sama apa yang aku pengen.
Alhasil jelek kependekan dan alay kata adik-adik. Ya udah dikuncir mulu tiap hari. Sampe beli
shampoo pemanjang rambut. Sama aja. Nothing. Bikin sebel sesebel-sebelnya
dan nggak bakal mau lagi potong rambut disana. K-A-P-O-K.
2. - Pipi yang semakin kekanan dan kekiri.
Nggak paham deh sama aku. Niat hijaban kok nutupin
pipi. Karena aku tak sekurus dulu alhasil ya kalo gendutan dikit,pipiku jadi
melar juga. Huks. Tapi ga kepikiran gitu sih,lambat laun jadi gak enak lepas
hijab kalo kemana-mana. Alhamdulillah.
3. - Banyak lihat artikel islam dan tweet tentang hijab di Internet.
Tergerak hati untuk memperbaiki diri. Beneran deh.
Gara-gara banyak browsing internet kepo-kepo fashion sama tweet islam akhirnya
banyakin refrensi tentang berhijab. Sudah diwajibkan. Cuma aku aja yang
nggak sadar-sadar. Ya akhirnya aku dapat hidayah dari Allah SWT jadilah
sekarang pakai terus. Termotivasi banget deh.
4. - Pernah baca kutipan
‘Selangkah Putrinya keluar dari rumah tanpa menutup aurat,Selangkah pula
Ayahnya menuju neraka’
Ini yang
bikin aku berfikir berkali-kali buat nggak menunda lagi menutup aurat.
Jadilah faktor keempat itu yang
ngemantepin aku buat berhijab. Karena aku sayang banget sama kedua orangtua ku.
Dan nggak mau orang tuaku masuk neraka, apalagi kalau anak perempuan belum
punya suami tapi dia nggak mau nutup auratnya, otomatis ya ayah kita yang
bakalan nanggung dosanya. Jadi nggak mau numpuk dosa sendiri dan bebanin ayah.
Bismillah, waktu puasaan tahun 2014
kalo ga salah. Awal puasa aku tutup auratku. Dikira keluarga aku masih copot
pasang, tapi demi diriku sendiri ya udah aku tutup kuping untuk orang yang
ngata-ngatain aku udah tobat atau sok apalah.
Banyak juga respon positif dari orang
terdekat. Mereka dukung aku pakai hijab. Ibu juga dukung. Jadilah aku pakai
hijab.
Disusul sama adik aku Tika waktu dia
lulus SMA tahun 2014, dia mantap berhijab. Masih belajar syari yang penting
nggak kelihatanin dada atau yang ketat-ketat amat.
Dewi adikku yang kedua juga mantep
berhijab baru-baru ini, waktu dia SMA masuk semester 2. Alhamdulillah pada
pakai hijab semua. Seenggaknya ngeringanin beban ayah.
Cuma ibu masih mau belajar, mengubah
penampilannya. Karena rata-rata semua keluarga besar udah pakai hijab semua. Ya
semua orang butuh proses dan kita nggak bisa maksain. Yang penting saling
mengingatkan satu sama lain itu udah bagus banget. Apalagi kita bisa ajak
mereka buat berubah demi kebaikan mereka sendiri.
Alhamdulillah istiqomah sampe
sekarang. Sempet jualan hijab juga kemarin-kemarin. Bisnis hijab di akhir
semester itu amazing. Hahaha. Pusing laporan PKL malah blusukan ke pasar nyari
bahan buat hijab. Seru juga sih.
Ini yang dinamain kuliah sambil
kerja.
Akhirnya ngerasain sendiri.
Beli apa-apa pakai uang sendiri,
uangnya bisa buat sedekah juga.
Dan dapet banyak hidayah dari ini
semua.
Suka sedih lihat temen yang masih
copot pakai kerudung, suka seneng lihat dulu yang dia buka-bukaan banget sama
pakaiannya sekarang tertutup rapat dan menjadi lebih anggun.
Semua orang butuh proses. Sampai
akhirnya hidayah itu datang dan men-istiqomahkan dirinya.
Oh ya aku juga ga setuju sama orang yang
sering bilang, “BERJILBAB KOK KELAKUANNYA KAYAK B*TCH” atau “ITU JILBABNYA
COPOT AJA KALAU SUKA NGOMONG JOROK DAN NGEHINA ORANG LAIN.” Atau “PERCUMA PAKAI
JILBAB, KELAKUANNYA NGGAK DIJILBABIN DAN NGGAK DARI HATI.”
Halooooo kamu yang suka ngomong gitu…
Apakah kamu sudah menutup auratmu
sendiri?
Apakah kamu sudah lebih baik dari
mereka?
Apakah kamu sudah paling suci dan
benar soal menutup aurat?
Udah nggak usah ngomongin jilbab dia
bener atau nggak. Yuk perbaiki diri sendiri. Komentarin orang lain emang nggak
bakalan ada habisnya. Jadi baik-baik sama orang lain dan diri sendiri.
Dosa-dosa dia sendiri, jangan pernah ngomongin jilbabnya ya.
Nggak semua yang pakai jilbab itu
baik. Tapi orang yang pakai jilbab pasti orang yang baik. Yang ngerti bagaimana
batasan agama.
Banyak yang masih pacaran padahal dia
pakai jilbab. Sudah itu bukan urusan kamu ngejudge mereka. Biar Allah S.W.T
yang berhak ngejudge mereka. Karena yang tahu benar dan salahnya hanya Allah
S.W.T
Sebagai hamba yang baik yuk, apalagi
yang muslimah. Segera berhijab. Semoga bisa istiqomah ya.
Selamat Hari Hijab Internasional ,
Hijabers!
May Allah Bless Us. Aamiin.
xoxo, Lia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar