Teh hijau panas yang kupesan sedari tadi sudah mendingin.
Tinggal
beberapa seruput lagi.
Sambil tetap berkutat dengan tulisan di laptop, sesering
mungkin aku mencuri pandang pada seorang pria di meja sebelah.
Tampak serius
dengan pion dan papan caturnya.
Sambil ditemani lagu-lagu dari
laptopnya,sesekali ia tersenyum dan mengecek ponselnya,lalu kembali serius
dengan permainan caturnya.
Seseorang pria yang aku temui hanya beberapa jam saja.
Setelah aku
duduk di salah satu meja kedai kopi,tempat yang asik untuk sekedar ngobrol lama
atau menghabiskan waktu untuk ber-wifi ria,mendownload lagu atau sekedar
mengecek sosial media.
Pria dimeja sebelah,masih sangat serius dengan permainan caturnya. Aku
masih mencuri pandang sedari tadi saat duduk disebelah mejanya. Sambil bercanda
dengan teman-temanku dan menikmati malam dengan teh hijau panas.
Tiba-tiba pipi ini panas dan jantung berdebar.
Saat mengetahui ia juga
mencuri pandang padaku.
Mata kami sempat bertemu hanya beberapa detik kami
melempar pandangan kemana-mana.
Mungkin jika kami hanya berdua saja, kami bisa
saling menyapa.
Hanya saja,sekedar curi pandang seperti ini saja sudah bikin senang,
apalagi bisa kenal dengannya.
Pria meja sebelah.
Masih ingat dengan kumis tipisnya.
Suatu saat bila berjumpa,seriuslah... jangan dengan papan
caturmu saja,tapi denganku.
Lia 21th
Sajak Random
(May 9th 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar